Menelusuri Jejak Para Pelaku Teror Asal Sebuah Kecamatan di Purbalingga
Keterlibatan warga Purbalingga yang berafiliasi dengan kelompok radikal dibenarkan Kapolres Purbalingga AKBP Agus Setyawan Heru Purnomo.
Editor: Y Gustaman

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Khoirul Muzakki
TRIBUNNEWS.COM, PURBALINGGA - Keterlibatan warga Purbalingga yang berafiliasi dengan kelompok radikal dibenarkan Kapolres Purbalingga AKBP Agus Setyawan Heru Purnomo.
Polres Purbalingga telah membidik sejumlah orang yang dinilai keras menyuarakan paham radikal, sebagian di antaranya berada di Kecamatan Kutasari.
Terhadap orang-orang tersebut, pihaknya akan memberi perhatian khusus dan memonitor aktivitas mereka untuk mengantisipasi terjadinya hal tidak diinginkan.
"Kami juga sudah menyampaikannya ke Direktorat Intelkam. Orang-orang itu berada dalam pantauan," ungkap Agus kepada Tribun Jateng.
Tanpa diduga, di antara orang-orang yang masuk radar adalah penyerang anggota polisi di Polres Banyumas, Ibnu Dar. Pelaku yang juga warga Desa Karangaren, Kutasari, justru tidak masuk dalam daftar incaran tersebut sebelumnya.
Kemunculan Ibnu Dar dalam serangan teror di Polres Banyumas menambah daftar panjang terduga teroris yang berasal dari Kecamatan Kutasari.
Sejumlah terduga teroris kelas kakap yang beralamat di wilayah Kutasari sebelumnya telah berhasil dilumpuhkan polisi.
Sebut saja, Ario Sudarso alias Mistam Husamudin, satu di antara teroris yang tewas dalam penggerebekan di Solo terkait jaringan Noordin M Top pada 2009. Dia warga desa Karangreja, Kutasari.
Februari 2016, giliran Risno warga Dukuh Karangpandan, Desa Candinata, Kutasari, diduga bergabung dengan kelompok radikal ISIS.
Risno dan tiga rekannya ditangkap saat transit di Bandara Changi, Singapura, untuk penerbangan Jakarta-Suriah.
September 2016, anak buah gembong teroris Santoso, Adji Pandu Suwontomo alias Maret Pamungkas alias Subron tewas ditembak Satgas Operasi Tinombala di Perkebunan Tombua, Desa Tangkura, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso.
Terbaru, April 2017, satu di antara enam terduga teroris di Siwalan, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, yang tewas ditembak polisi adalah Karno, warga Desa Candinata, Kecamatan Kutasari.
Meski berasal dari kecamatan sama, menurut Agus, pihaknya tidak menemukan hubungan kekerabatan di antara mereka.
"Sudah empat kali terduga teroris yang kebetulan warga Kutasari," jelas dia.
Meski sejumlah terduga teroris berasal dari Purbalingga, Agus menampik wilayahnya menjadi basis persemaian paham radikal. Hanya kebetulan saja mereka tinggal di Kutasari.
Sementara gerakan mereka terkait dengan aktivitas terorisme tidak ditemukan di Purbalingga.
"Kegiatannya tidak ada di sini. Kami justru selalu melakukan deradikalisasi dengan sosialisasi ke masyarakat dan lewat pengajian warga," Agus menambahkan.