Pabrik Gula Madukismo Terbakar, Tujuh Mobil Damkar Dikerahkan
Diduga karena korsleting panel listrik, gudang ampas tebu milik Pabrik Gula (PG) Madukismo Kamis (13/4/2017) dini hari dilahap si jago merah.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Diduga karena korsleting panel listrik, gudang ampas tebu milik Pabrik Gula (PG) Madukismo Kamis (13/4/2017) dini hari dilahap si jago merah.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun pengelola pabrik mengalami kerugian material, berupa kerusakan pada alat pengirim kayu, kayu pembakaran ketel, ampas tebu, dan instalasi listrik.
Staf Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Fakih menjelaskan jika kebakaran di PG Maduksimo terjadi sekitar pukul 01.20 WIB.
Mulanya petugas pemadam dari PG Maduksimo sendiri yang bergerak. Namun lantaran kobaran api membesar, akhirnya mereka meminta bantuan.
Pusdalops PB BPBD Bantul baru menerima informasi sekitar pukul 02.14 WIB, dari satpam pabrik yang terletak di Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Bantul ini.
Mendapat laporan, kantor induk BPBD Bantul langsung menurunkan satu mobil pemadam kebakaran (damkar).
Tapi karena petugas belum cukup menjinakkan api, setelahnya didatangkan satu mobil damkar tambahan dari Pos Banguntapan.
Ternyata tiga mobil damkar belum cukup menjinakkan api. Setelahnya datang bala bantuan dua mobil damkar BPBD Kota Yogyakarta, dan dua mobil damkar BPBD Sleman.
Total, sebanyak tujuh mobil damkar dikerahkan untuk menjinakkan api agar tak merembet ke gudang lainnya. "Ada tujuh mobil damkar," ujarnya, Kamis (13/4/2017).
Sementara pertimbangan diturunkannya tujuh mobil damkar juga karena luasan dan besaran api cukup besar.
Kepala Pelaksana BPBD Bantul, Dwi Daryanto menyebut jika pihaknya belum bisa menaksir berapa kerugian yang dialami pengelola PG Maduksimo.
Cuma pihaknya memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, dan tidak ada rumah warga maupun kepala keluarga (KK) terdampak akibat kobaran api.
"Penyebabnya diduga karena korsleting panel listrik di lantai 3, terus kena di gedung ampas tebu," ungkap Dwi. (*)