Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Yayasan GML Tebus Ikan Duyung Rp 8 Juta dari Nelayan Hanya untuk Dilepas ke Laut Bebas

Yayasan Gunung Mangkol Lestari (GML) terpaksa merogoh kocek mereka Rp 8 juta untuk menebus ikan duyung yang tertangkap nelayan Kurau.

Penulis: Deddy Marjaya
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Yayasan GML Tebus Ikan Duyung Rp 8 Juta dari Nelayan Hanya untuk Dilepas ke Laut Bebas
Dok Yayasan GML
Anggota Yayasan Gunung Mangkol Lestari dan Animal Lover Bangka Island saat membawa ikan duyung menggunakan mobil untuk dibawa keperarian lepas di Kurau Bangka Tengah Senin (17/4/2017) malam. 

Laporan Wartawan Bangka Pos, Deddy Marjaya

TRIBUNNEWS.COM, KURAU - Yayasan Gunung Mangkol Lestari (GML) terpaksa merogoh kocek mereka Rp 8 juta untuk menebus ikan duyung yang tertangkap nelayan Kurau Kabupaten Bangka Tengah, Senin (17/4/2017) malam.

Usai ditebus ikan duyung yang dilindungi bernama latin Dugong dugon dari famili Dugongidae itu kemudian dilepas ke laut bebas.

"Situasinya benar-benar memprihatinkan. Kita dapat kabar duyung ini sudah lebih dari dua hari di daratan, membahayakan nyawanya. Langkah penyelamatan harus segera kita lakukan, walau kemudian ternyata kita membayar demi untuk membebaskan," kata Ahmadi Sofyan, pengurus Yayasan GML.

Awalnya pihak Yayasan GML mendapat kabar dari anggota Animal Lover Bangka Islands (Alobi) bahwa nelayan Kurau secara tidak sengaja menjaring ikan duyung.

Pihak Yayasan GML kemudian bersama Alobi meluncur ke lokasi untuk meminta nelayan yang menangkap ikan tersebut melepasnya kembali.

Ikan tersebut dikurung oleh nelayan bernama Nahri di kediamannya terletak di pinggir aliran Sungai Kurau.

BERITA TERKAIT

Namun ternyata nelayan tersebut dan ayahnya menolak melepaskan ikan duyung.

Mereka meminta uang sebagai tebusan sebesar Rp 10 juta.

Walaupun berat kemudian dinegoisasikan agar ikan duyung tersebut bisa dilepas. Akhirnya sepakat Nahri dan ayahnya 'dibayar' Rp 8 juta.

Nahri beralasan, perlu meminta uang untuk membebaskan duyung itu, karena merasa telah mengeluarkan sejumlah uang yang tak sedikit untuk membawa duyung itu ke daratan.

"Ada banyak biaya yang kita keluarkan. Kita membeli ikan ini dari nelayan di laut, kemudian kita beli terpal, orang-orang yang mengangkut ikan ini juga saya bayar," kata Nahri kepada pihak Yayasan GML.

"Ikan tersebut kemudian kita bahwa ke perairan dan kemudian dilepas kembali," kata Ahmadi Sofyan.

Ahmadi berharap, kejadian tertawannya duyung tak terjadi lagi di tempat manapun di Bangka Belitung.

Halaman
12
Sumber: Bangka Pos
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas