Cerita Bohong Pegawai Rumah Makan Berujung di Sel Tahanan
Imajinasi liar Markum lewat cerita bohong tak menyelamatkan dirinya dari jeruji besi Polsek Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung.
Penulis: Wakos Reza Gautama
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Lampung, Wakos Gautama
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Imajinasi liar Markum lewat cerita bohong tak menyelamatkan dirinya dari jeruji besi Polsek Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung.
Polisi menangkap Markum sebagai orang paling dicurigai terkait terbongkarnya meja kasir berisi uang tunai Rp 3 juta milik Rumah Makan Sumatera, tempat ia bekerja.
Markum juga melarikan motor milik rumah makan dan membawanya ke depan Tempat Pemakaman Umum Kebon Jeruk. Kemudian ia membuang kunci motornya ke siring.
"Kunci motor ada di dalam rumah makan sehingga memudahkan tersangka mengambilnya,” ujar Kapolsek Tanjungkarang Barat Komisaris Harto Agung Cahyono, Rabu (19/4/2017).
Menurut Harto, Markum membuat cerita bohong usai melarikan motor ke depan TPU Kebon Jeruk dan menggasak uang Rp 3 juta.
Sebelum mencuri Markum meminta izin menginap di rumah makan tersebut. Ketika karyawan lain sedang tidur Markum melancarkan aksinya.
Setelah beraksi Markum kembali lagike rumah makan dan membangunkan Indah dan Safitri, karyawan Rumah Makan Sumatera.
“Markum mengarang cerita ke dua temannya bahwa telah terjadi pencurian di rumah makan itu,” Harto menambahkan.
Kedua karyawan lalu melapor ke Polsek Tanjungkarang Barat. Hasil olah tempat kejadian perkara polisi tidak menemukan tanda-tanda kerusakan di pintu rumah makan.
Polisi curiga pelakunya orang dalam rumah makan. Satu per satu pegawai rumah makan termasuk Markum polisi mintai keterangan. Markum akhirnya mengakui mencuri barang-barang di tempatnya bekerja.
Dari tersangka, polisi menyita satu unit motor Honda Beat, uang tunai Rp 3 juta dan satu bilah senjata tajam. Barang-barang tersebut belum sempat terjual karena Markum keburu tertangkap.
Kepada polisi Markum mengaku terpaksa mencuri karena terdesak untuk membayar utang. “Pas sudah malam baru saya ambil uang dan motornya,” aku dia.
“Saya punya utang Rp 900 ribu. Uang itu saya pakai untuk kebutuhan sehari-hari. Karena yang punya uang sudah menagih, makanya saya memutuskan mencuri di tempat saya bekerja,” terang Markum.