Kisah Samitun, Nenek yang Bahagia Tinggal satu Atap Bareng Tiga Kambing
Samitun sangat menyayangi tiga kambingnya seperti seorang ibu yang menyayangi anak kandungnya.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, PONOROGO - Meski berusia sekitar 85 tahun, Samitun hidup mandiri. Wanita paro baya ini tinggal bersama tiga ekor kambingnya di rumahnya yang lebih menyerupai sebuah kandang.
Samitun tidak dikarunia anak. Sementara, suaminya bernama Tego sudah meninggal sekitar tahun 1990-an.
Sehari-hari ia tidur ditemani tiga ekor kambing yang ia beri nama Blegon dan Koploh, dan Gembrut.
Samitun sangat menyayangi tiga kambingnya seperti seorang ibu yang menyayangi anak kandungnya.
Samitun tidur satu ruang bersama kambingnya di sebuah rumah berdinding bambu yang sudah lapuk.
Rumahnya berukuran sekitar tujuh meter kali sepuluh meter, berlantaikan tanah.
Tidak ada kasur, Samitun tidur di sebuah ranjang anyaman bambu dilapisi karung bekas.
Di samping ranjang tempat tidurnya, terdapat tungku kayu tempat ia memasak.
Tak ada perabot selain lemari kayu yang sudah reyot dan kandang ayam. Di dalam rumahnya juga tidak ada lemari pakaian. Bajunya ia simpan di dalam karung bekas.
"Saya lebih suka hidup sendiri, bersama kambing-kambing saya," katanya sambil mempersilahkan masuk ke rumahnya, RT 1 RW 3 Duku Brakal, Desa Biting, Kecamatan Ponorogo, Jumat (21/4/2017).
Ia mengaku sudah lama hidup bersama kambingnya. Kambing itu diperoleh dari upah merawat kambing.
Dia sengaja memberi nama kambing-kambingnya. Alasannya agar kambingnya menurut saat ia panggil.
Samitun memperlakukan kambingnya seperti anaknya sendiri. Dia jarang mengikat kambing-kambingnya selama berada di dalam rumah.
Kambingnya dibiarkan bebas berkeliaran di dalam rumah, hingga kotoran kambingnya berserakan di mana-mana.