Ahli: Habitat Macan Tutul di Jabar Berada di Gunung
Macan tutul jawa merupakan satwa dilindungi. Jumlahnya di Jawa Barat belum bisa dipastikan karena tak ada data pasti dari sejumlah instansi terkait.
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Macan tutul jawa merupakan satwa dilindungi. Jumlahnya di Jawa Barat belum bisa dipastikan karena tak ada data pasti dari sejumlah instansi terkait.
Ketua Forum Macan Tutul Jawa (Formata), Hendra Gunawan, memprediksi hewan yang memiliki nama latin Panthera Pardus Melas itu ada di setiap wilayah di Jabar.
"Ada 76 titik lokasi di mana macan tutul (jawa) ditemukan. Dari 76 titik ini ada 26 kluster populasi. Dari satu kluster terdapat beberapa macan tutul jawa," kata Hendra dalam pembahasan hasil studi populasi dan habitat macan tutul jawa di suaka margasatwa Gunung Sawal di Kebon Binatang Bandung, Selasa (25/4/2017).
Dikatakan dia habitat macan tutul jawa kebanyakan berada di gunung. Meski belum teridentifikasi jumlahnya, kata dia, hampir di semua gunung di Jabar terdapat macan tutul jawa.
"Yang jadi persoalan saat ini daya tampungnya karena seekor macan tutul jawa itu teritorialnya 600 sampai 700 hektare," Hendra menambahkan.
Dalam kurun waktu 2001-2016, sebanyak 13 ekor macan tutul jawa dilaporkan keluar dari habitatnya. Ia menduga mereka tidak memiliki teritorial setelah kalah bertarung dengan macan tutul jawa lainnya.
"Sebanyak 12 dari 13 ekor itu teridentifikasi remaja jantan. Mereka keluar habitat karena kalah dengan yang dewasa," terang Hendra.
Secara alami macan tutul jawa yang kalah merebut wilayah akan mencari wilayah lain. Lantaran luas hutan terbatas dan tak ada jalan menuju hutan lain, macan tersebut masuk ke permukiman warga.
"Itu yang kami khawatirkan. Di Suaka Margasatwa Gunung Sawal saja bisa menampung 17 ekor jika kondisi hutannya bagus. Tapi baru terdeteksi 5 ekor," kata Hendra.
Hendra menilai pengelolaan suaka margasatwa di Jabar sebetulnya sudah sangat baik, satu di antaranya Suaka Margasatwa Gunung Sawal.
Namun, kata Hendra, masih diperlukan pengelolaan yang terintegrasi menyusul pengelolaan hutan di Gunung Sawal bukan hanya BBKSDA Jabar.
"Macan tutul jawa tidak mengenal hutan produksi, hutan rakyat, dan hutan lindung. Agar semua bisa jadi habitat, hutannya jangan sampai gundul, gulma di hutan produksi jangan disiram herbisida, dan lainnya. Makanya perlu pengaturan dengan model pengelolaan yang terintegrasi," kata Hendra.