Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cuci Dusun Pasca Penggerebekan Pasangan Mesum, Hidangan yang Disediakan Layaknya Pesta

Di masjid ini, warga menggelar “cuci dusun” dampak dari oknum dokter gigi berinisial F yang diketahui kepergok bersama pria idaman lainnya.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Cuci Dusun Pasca Penggerebekan Pasangan Mesum, Hidangan yang Disediakan Layaknya Pesta
Tribun Sumsel/Retno Wirawijaya
Senin (24/4/2017) malam puluhan masyarakat di Karangsari, RT 04, Dusun VII, Desa Tanjung Baru, Kecamatan Baturaja Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) terlihat ramai di Masjid An-Nur Elma Arif Billah. TRIBUN SUMSEL/RETNO WIRAWIJAYA 

Laporan Wartawan Tribun Sumsel, Retno Wirawijaya

TRIBUNNEWS.COM, BATURAJA - Puluhan masyarakat di Karangsari, RT 04, Dusun VII, Desa Tanjung Baru, Kecamatan Baturaja Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) terlihat ramai di Masjid An-Nur Elma"Arif Billah, Senin (24/4/2017) malam.

Pantauan di lapangan, mulai anak-anak, remaja putra-putri, laki-laki dan perempuan dewasa terlihat disana.

Di teras masjid terlihat, dua meja katering beserta lauk pauk di atasnya.

Kehadiran mereka diakui, untuk melaksanakan salat bersama.

Di masjid itu juga diadakan baca surat yasin bersama.

Di masjid ini, warga menggelar “cuci dusun” dampak dari oknum dokter gigi berinisial F yang diketahui kepergok bersama pria idaman lainnya (PIL) di dalam rumah oleh suaminya sendiri beberapa waktu lalu.

BERITA TERKAIT

"Cuci dusun” ini juga dihadiri beberapa tokoh masyarakat setempat, yang juga tokoh familiar di bumi berjuluk Sebimbing Sekundang.

Acara ini juga dihadiri DPRD OKU Yopi Sahruddin dan mantan Rektor Universitas Baturaja (Unbara) Munajat.

Baca: Seorang Remaja Tewas Terjatuh saat Selfie di Jembatan Emas

Selain sebagai tokoh masyarakat, keduanya juga tercatat sebagai warga di dusun ini.

Bahkan kediaman kedua tokoh itu letaknya tidak jauh dari oknum dokter gigi tersebut.

Sayangnya, Yopi dan Munajat enggan berkomentar banyak saat ditanya perihal “cuci dusun” atau pun hari H penggerebekan.

Munajat juga merupakan ketua pengurus masjid tempat dipusatkannya “cuci dusun”.

"Saya tidak mau komentar. Sama Pak RT-nya saja. Ini bukan urusan masjid," kata Munajat.

Begitu juga dengan Yopi. Ia tidak mau berkomentar.

Sementara itu Ketua RT 04, Fadilah, kepada wartawan mengatakan, dipilihnya Masjid An-Nur Elma’arif Billah utuk prosesi “cuci dusun” karena memang masjid ini menjadi pusat kegiatan warganya.

"Ini bukan kegiatan foya-foya. Atas permintaan warga agar dilaksanakan cuci dusun. Tujuannya memberikan efek jera kepada yang bersangkutan agar tidak mengulangi perbuatannya di dusun mereka," jelasnya.

Begitu pula bagi yang lainnya, dengan cuci dusun ini bisa menjadi pelajaran untuk tidak berbuat hal sama.

Acara “cuci dusun” kata dia hanya pembacaan surat yasin saja usai salat maghrib berjamaah.

Acara ini mengundang semua warga Dusun VII dengan menyebar undangan resmi.

Sedikitnya 70 warga dewasa datang dari 100 undangan yang disebar.

Baca: Jasad Dosen Terapung Tanpa Busana, Motornya Ditemukan di Pura Geger

Belum termasuk anak-anaknya dan kaum remaja.

Memang kata dia masjid ini selalu ramai jemaah ketika waktu salat Magrib dan Isya.

Mereka juga memotong seekor sapi sebagai bagian ritual “cuci dusun”.

Sapi tersebut dibeli dari uang pemberian dr F yang kedapatan berduaan.

Besarnya mencapai Rp 15 juta.

"Jadi ini memang permintaan warga untuk cuci dusun dan itu disanggupi yang bersangkutan," kata dia.

Penyembelihan sapi “kurban cuci dusun” dilakukan mereka usai salat subuh.

Kemudian siang harinya sapi tersebut diolah menjadi lauk untuk santapan usai prosesi atau ritual "cuci dusun”.

Sementara itu, pantaun di lokasi, tidak tampak pasangan yang dituduh warga setempat tersebut telah berselingkuh berawal penggerebekan suami dr F.

Keduanya kata Fadilah memang tidak diundang.

Usai salat Isya berjamaah Ketua RT 04 ini sempat menyampaikan pengumuman agar para jamaah tidak buru-buru pulang.

"Diharapkan jemaah tidak langsung pulang. Silakan dimakan dulu hidangan yang sudah disediakan. Ini halal, yang memberinya mengatakan ikhlas," kata Fadilah melalui pengeras suara.

Meski demikian, tampak beberapa lelaki dewasa usai salat Isya berjamaah memilih langsung pulang.

Mereka tidak lagi menyantap hidangan prasmanan yang disediakan sebanyak dua meja di sisi kiri dan kanan teras masjid setempat.

Anak-anak pun terlihat tak sabar untuk antre mengambil nasi dengan lauk daging sapi yang direndang.

Ada pula menu lainnya seperti layaknya hidangan di pesta atau perkawinan.

Sumber: Tribun Sumsel
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas