Ada Ular di Gedung Pengadilan, Pengunjung Sidang Pembunuhan Siswa SMA Taruna Berhamburan
Dhian Adi, seorang wartawan televisi nasional adalah orang yang pertama kali melihat ular tersebut
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Pengunjung sidang kasus pembunuhan siswa SMA Taruna Nusantara dikejutkan dengan keberadaan seekor ular di teras depan gedung Pengadilan Negeri (PN) Mungkid Magelang, Selasa
Ular sepanjang sekitar 1 meter itu tiba-tiba terjatuh dari atap gedung ke teras.
Sontak pengunjung yang mayoritas pagawai Pengadilan Negeri Mungkid, aparat kepolisian, dan awak media yang sedang meliput persidangan berhamburan keluar gedung.
Beruntung peristiwa ini tidak mengganggu jalannya persidangan perdana kasus tersebut.
Dhian Adi, seorang wartawan televisi nasional adalah orang yang pertama kali melihat ular tersebut.
Saat itu dirinya sedang duduk di teras sembari berteduh karena cuaca sedang hujan.
Tiba-tiba ular jatuh tidak jauh dari dirinya duduk.
"Saya lagi duduk di lantai serambi gedung, kok tiba-tiba ada sesuatu yang jatuh dari atap, saya dekati ternyata ular," kata Dhian.
Dhian kemudian memanggil teman-teman dan para pengunjung ke dalam gedung pengadilan.
Selain karena cuaca hujan deras, ular tersebut juga bergerak-gerak cukup agresif berenang di genangan air hujan.
"Hati-hati, berbahaya, itu sepertinya ular berbisa," ujar Joko Tri, seorang wartawan televisi lainnya saat mengingatkan pengunjung yang asik memotret ular itu menggunakan kamera ponsel dengan dekat.
"Kalau dilihat dari loreng-loreng itu Ulo (Ular) Sowo," timpal Bayu, seorang pengunjung PN.
Seorang pegawai PN mengatakan jika selama ini belum pernah ada ular di gedung PN ini.
Keberadaan ular tersebut tentu mengejutkan terlebih gedung PN Mungkid belum lama selesai direnovasi.
Ular itu pun dibiarkan berjalan ke atas serambi.
Ada luka pada bagian punggung ular.
Lama kelamaan ular itu semakin melemah hingga akhirnya tidak bergerak sama sekali.
Seorang anggota polisi mencoba mendekati memastikan kondisi ular itu.
"Sudah mati," katanya sembari mengangkat bagian ekornya.
Binatang itu lantas dibuang ke tempat yang aman. (Kontributor Magelang, Ika Fitriana)