Dua Tahun Menjabat Konjen Jepang, Yoshiharu Kato Belum Bisa Injak Seluruh Jatim
Begitu terkesan dengan Kota Surabaya membuat Yoshiharu Kato merasa berat harus melepaskan jabatannya sebagai Konsul Jenderal Jepang di Surabaya.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Surya, Achmad Pramudito
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Begitu terkesan dengan Kota Surabaya membuat Yoshiharu Kato merasa berat harus melepaskan jabatannya sebagai Konsul Jenderal Jepang di Surabaya.
“Saya sedih harus meninggalkan Surabaya,” ucap Kato saat resepsi perpisahan di Ballroom Hotel JW Marriott Surabaya, Jawa Timur, Selasa (25/4/2017) malam.
Ketika menjejakkan kaki di Surabaya sekitar dua tahun silam, Kato punya keinginan besar untuk bisa berkeliling ke seluruh kota dan kabupaten di wilayah kerjanya di Jatim.
“Tapi, sampai masa tugas saya berakhir, saya belum bisa tuntas keliling ke kota/kabupaten di Jatim,” ungkap pria kelahiran Perfecture Fukui ini.
Meski begitu, dia merasa sangat terkesan dengan beberapa daerah yang sempat dia kunjungi, khususnya Banyuwangi dan Trenggalek.
“Saya kagum pada kecantikan pantai Prigi di Trenggalek. Banyuwangi juga punya banyak objek wisata menarik, sedang Jember menurut saya kota yang bersih dan hijau. Semuanya menyenangkan,” papar dia.
Kato yang pernah menjabat sebagai First Secretary di Kedutaan Besar Jepang di Indonesia pada 2005 ini menambahkan, setelah menelusuri beberapa daerah di Jatim dia lalu teringat pada ucapan H Soekarwo, Gubernur Jatim.
“Pakde Karwo (sapaan akrab Soekarwo) pernah bilang,’ada masalahnya di sini (Jatim) karena orang Jatim itu terlalu baik dan terlalu ramah.”
Ucapan bernada canda ini pun kontan disambut tawa para undangan. Malam itu, suasana perpisahan yang dihadiri Konsul Jenderal Amerika di Surabaya, dan Konsul Jenderal Tionghoa di Surabaya, serta tokoh masyarakat itu berlangsung meriah.
Dalam kesempatan itu Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf, sempat menyatakan Jepang punya arti penting bagi masyarakat dan pemerintahan provinsi Jatim.
“Secara ekonomi, investasi Jepang di Jatim pada triwulan III tahun 2016 tercatat Rp 6,3 triliun,” beber pria yang akrab disapa Gus Ipul itu.
Pria yang akrab disapa dengan nama Gus Ipul ini menambahkan pula, angka investasi itu dalam bentuk 63 proyek dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 7.051 orang.
“Catatan ini otomatis menempatkan investasi Jepang pada urutan pertama di Jatim,” kata Gus Ipul.
Yang juga menggembirakan, menurut Gus Ipul, tercatat ada sekitar 830 orang warga Jepang yang tinggal di Jatim.
“Saya dan Mr Kato ini sudah seperti saudara. Kami sering bicara tidak hanya pada jam kerja. Komunikasi ini membuat hubungan Jepang dan Indonesia, khususnya Jatim jadi makin baik,” imbuh dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.