Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Nur Huda

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Gerakan Pemuda (GP) Ansor kembali menegaskan komitmennya dalam upaya mengawal keutuhan NKRI.

Langkahnya adalah dengan terus bergerak melawan setiap gerakan radikal dan anti-Pancasila yang berpotensi mengganggu kebhinnekaan berupa paham khilafah.

"Kami berpandangan bahwa mengawal NKRI adalah jihad fi sabilillah," tandas salah satu Ketua Bidang Hubungan dan Kajian Strategis PP GP Ansor, Nuruzzaman, di sela koordinasi Harlah ke-83 Ansor, di Semarang, Kamis (27/4/2017), melalui siaran persnya.

Menurut Nuruzzaman, NKRI dan Pancasila adalah harga mati. Ia menyayangkan pernyataan pimpinan Ormas lain yang melarang anggotanya untuk bergabung melakukan pembubaran pada tiap kegiatan yang dilakukan oleh kelompok radikal, meski kegiatan itu terbukti melanggar aturan.

Nuruzzaman mengatakan, justru karena saat ini Indonesia sedang dalam kondisi darurat berupa merebaknya paham anti-Pancasila dan anti-NKRI, terutama faham khilafah, maka situasi tersebut harus disikapi dengan serius.

"Kami tidak dalam posisi mencampuri organisasi kepemudaan lain, akan tetapi kami melihat betapa tidak pekanya sebagian dari kita terhadap bahaya nyata khilafah yang anti-Pancasila dan anti-NKRI ini," kata Komandan Densus 99 Ansor ini.

Pihaknya mengajak pada ormas dan masyarakat untuk aktif dalam gerakan menolak kelompok anti-Pancasila dan anti-NKRI. Termasuk menyerukan kepada semua elemen masyarakat untuk waspada terhadap penyebaran faham khilafah.

"GP Ansor dan Banser senantiasa bersinergi dengan aparat penegak hukum. Koordinasi intensif selalu dilakukan dengan pihak kepolisian dalam setiap langkah kami," jelasnya.

Koordinasi tersebut, imbuhnya, diwujudkan dengan selalu menyampaikan data dan fakta tentang organisasi yang anti-Pancasila dan anti-NKRI.

Selanjutnya, Ansor mendorong dan mendukung aparat kepolisian untuk membubarkan setiap kegiatan yang merongrong NKRI dan anti-Pancasila, seperti kegiatan kampanye khilafah.(*)