Kisah Bu Bidan Selamat dari Banjir Bandang di Grabag Magelang, Suami dan Anaknya Hilang
Tangis kesedihan kerabat korban tanah longsor disusul banjir bandang yang menerjang kawasan perbukitan di Desa Sambungrejo, Kecamatan Grabag, Magelang
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Tangis kesedihan kerabat korban tanah longsor disusul banjir bandang yang menerjang kawasan perbukitan di Desa Sambungrejo, Kecamatan Grabag, Magelang, pecah di Puskesmas Grabag 1, Sabtu (29/4/2017) petang.
Sedikitnya lima orang ditemukan meninggal dunia dan korban hilang masih dilakukan pencarian oleh tim SAR Gabungan.
Sementara, beberapa korban selamat mendapatkan pertolongan di Puskesmas, Grabag 1.
Satu diantara korban selamat adalah Bidan Ariyati, Dusun Nipis, Sambungrejo, Grabag, Magelang, meski nyawa tertolong, dia kehilangan dua anak sekaligus, Fayat Zaidan (4) dan adiknya (1,5).
Sekitar pukul 19.00 WIB, bidan Ariyati siuman setelah di rawat ruang Unit Gawat Darurat (UGD) Puskesmas Grabag 1.
Tak mampu bicara banyak, air matanya tampak menetes saat dikelilingi petugas medis yang tak lain rekan sejawatnya.
Petugas medis pun terlihat berlinang air mata sembari merawat Ariyati.
"Belum bicara banyak, tadi hanya menangis, belum sadar sepenuhnya," kata Eli, Guru PAUD, Fayat Zaidan, putera bidan Ariyati yang hilang terseret banjir bandang.
Dirinya memastikan jenazah anak kecil yang sudah dibersihkan petugas medis adalah adik dari Fayat.
"Itu anak kedua bu Ariyati, kalau Fayat fotonya ini," kata Eli sembari menunjukan foto Fayat dari ponselnya.
Informasi yang dihimpun Tribun Jogja, sesaat sebelum kejadian, keluarga Ariyati berencana bepergian akhir pekan.
Namun takdir berkata lain, banjir bandang yang diawali dengan tanah longsor lebih dulu menerjang rumah bidan Ariyati.
Pukul 21.00 Sabtu malam, proses pencarian korban lain termasuk suami dan anak sulung Bidan Ari dihentikan sementara dan dilanjutkan Minggu (30/4/2017) mulai pukul 07.00.
Banjir bandang berlangsung cepat hingga orang-orang tak sempat menghindar, kesaksian dari Miftahudin, warga Deles, Citrosono, Grabag.
"Tadi saya bawa satu teman (Irvan Andriyani-red), tadi masih sadar, tapi kondisi saat ditemukan ngeri, lemas seperti patah," katanya.
Sepengetahuan, Miftahudin, lima bangunan rumah dan kandang ayam rata dengan tanah. "Tak ada yang tersisa, gemetar saya lihatnya," pungkas Miftahudin. (iwan al khasni)