6 Fakta di Balik Pesta Seks Kaum Gay di Dua Kamar Hotel di Surabaya
Satuan Reskrim Polrestabes Surabaya membubarkan pesta gay di Hotel Oval, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (29/4/2017) malam. Berikut enam faktanya.
Editor: Y Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Satuan Reskrim Polrestabes Surabaya membubarkan pesta gay di Hotel Oval, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (29/4/2017) malam.
Hasil penggerebekan tersebut polisi menangkap sejumlah tersangka dan mengamankan beberapa barang bukti. Berikut fakta-fakta seputar pesta gay yang disarikan Tribun Jateng dari Surya.
1. Jumlah Tersangka 14 Orang
Dalam aksi pengerebekan yang dilakukan Sat Reskrim Polrestabes Surabaya tersebut, setidaknya ada 14 orang yang ditangkap.
Mereka kemudian ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus itu. Sebagian besar para tersangka berasal dari luar Surabaya, satu di antaranya bernama Andre yang berasal dari Jombang.
Dalam kegiatan itu, Andre berperan sebagai administrasi pesta.
Berikut nama 14 tersangka, yakni AN (43, pengusaha rental PS/Jombang), AS (22, mahasiswa/Sampang), AL (25, swasta/Malang), SD (44, swasta/Gresik), ISW (40, pedagang/Yogyakarta), AS (35, swasta/Sidoarjo).
KH (23, swasta/Sidoarjo), FGF (25, mahasiswa/Surabaya), AIS (20, mahasiswa/Sidoarjo), MA (29, swasta/Yogyakarta), AN (24, swasta/Magelang), TA (27, swasta/Madiun), RTA (36, swasta/Madiun), Es (34, swasta/Surabaya).
2. Tarif Pesta Rp 50 ribu
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Shinto Silitonga, mengatakan untuk bisa mengikuti pesta seks tersebut para peserta harus membayar sejumlah uang.
Tarif yang harus mereka bayar agar bisa mengikuti pesta gay itu sekitar Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu. Uang itu bisa mereka bayarkan via rekening atau tunai.
"Bisa dikirim uangnya baik secara langsung maupun transfer, kemudian dipersilakan untuk masuk ke room nomor 314," ujar Shinto di Polrestabes Surabaya, Minggu (30/4/2017).
3. Temukan Ratusan Bungkus Kondom
Selain menangkap para tersangka, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti. Di antaranya golok, gel, hingga ratusan kondom.
Sayang, saat ditanya mengenai fungsi kondom dalam pesta gay tersebut Shinto tampak kebingungan.
"Itu yang unik, mereka ini sama-sama cowok. Lah kalau sama-sama tidak pake kondom, perasaan ya enggak ngefek kan? Lah ini malah ketambahan ada pelumasnya lagi," Shinto tertawa.
4. Undangan Pesta Melalui BBM
Untuk menggelar pesta gay tersebut, tersangka Andre yang menjadi admin biasanya menyebarkan undangan terlebih dahulu melalui aplikasi BlackBerry Messenger.
Selanjutnya, pesan undangan itu pun akan menyebar sangat cepat ke komunitas gay tersebut. Sehingga, pesta gay bisa terselenggara.
5. Tersangka Ada yang Menangis
Ada yang unik saat para tersangka pesta gay berada di Mapolrestabes Surabaya, Minggu (30/4/2017). Satu di antara mereka, Andre, menangis saat ditanyai polisi.
Mulanya Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak Satuan Reskrim Polrestabes Surabaya AKP Ruth Yeni menanyakan nama Andre.
"Heh, namamu siapa?" tanya Ruth dan dijawab pelan oleh Andre.
Merasa tak puas atas jawaban itu, Ruth memintanya untuk bersuara lebih keras. "Siapa? Yang keras, saya dan teman-teman lain tidak dengar!" seru Ruth.
Andre hanya menggumam. "Kok malah hem? Kamu sudah nikah apa belum? Kamu kok diam aja? Kamu menangis? Ya sudah kalau gitu, sudah, sudah," pinta Ruth lalu tersenyum.
Hal itu membuat sejumlah orang yang menyaksikannya menjadi tertawa.
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Shinto Silitonga juga sempat menanyakan terkait sebuah benda kepada seorang tersangka.
Saat itu, Shinto menanyakan adanya sebuah gel yang ditemukan saat penggerebekan pesta gay.
"Ini ada gel ini untuk apa coba? Buat apanya? Biar licin begitu? Cara mainnya bagaimana ya?" tanya Shinto lalu tertawa.
6. Tak Jadi di Madiun
Selama pesta seks, polisi yang menggerebek menemukan peserta sedang nonton film gay. Belakangan diketahui pesta seks tersebut bakal berlangsung selama tiga hari.
Dikatakan Shinto, Andre berencana menggelarnya dari Sabtu (29/4/2017) sampai dengan Selasa (2/5/2017) pagi.
Baru pertama Andre menggelar pesta seks di Surabaya. Sebelumnya ia berencana menggelarnya di Madiun tapi acara itu batal karena tidak banyak respon dari peserta.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.