Demi Rp50, Paras Cantiknya Tak Menghalangi Yuli Kotori Tangannya Mencetak Batu Bata
- Tak seperti perempuan umumnya yang sangat memerhatikan kecantikan,Yuli justru berjibaku dengan kotornya tanah.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM,, MARTAPURA - Tak seperti perempuan umumnya yang sangat memerhatikan kecantikan,Yuli justru berjibaku dengan kotornya tanah.
Ya, jangankan urusan ke salon atau ke mal, eksis di media sosial saja nyaris tak terpikirkan.
Usianya masih 22 tahun, tapi usia muda Yuli harus sudah habis berbakti kepada suami, urus anak dan membantu suami membuat batubata.
Profesi turun-temurun yang seolah berat untuk ditampik oleh Yuli dan para ibu lainnya di Desa Lok Buntar Kecamatan sungai Tabuk kabupaten Banjar Kalimantan Selatan.
Tangan Yuli sudah terampil, mulai dari memilih bahan tanah, mencetak dan merapikan bata yang selesai dibuat.
Bukannya tak peduli soal kecantikan, tapi semua itu dia lakukan demi membantu suami menghidupi keluarga.
Sejak pagi pukul 07.00 WITA Yuli sudah berada di gubuk tempat membuat batubata itu.
Saat ditemui, waktu sudah menunjukkan pukul 12.22 WITA, artinya Yuli sudah berjam-jam mulai dari posisi jongkok dan berdiri, dari ambil bahan tanah dan mencetak.
Bagi sebagian orang mungkin aktivitas itu cukup melelahkan.
"Sudah empat tahun ini buat batubata bantu suami, suami yang bagian cari bahan tanah ke sungai saya yang buat. Sehari saya buat 200 buah bata. Satu buah batubata untung Rp 50 saja, sehari paling Rp 10 ribu didapat Alhamdulilah bisa untuk tambahan jajan anak," ucap ibu satu orang anak ini. (*)