Tinggal di Penampungan, TKI Korban Trafficking Ini Hamil 8 Bulan
Siang itu Norma (31) terlihat mengayun kipasnya, mengusir hawa panas yang lumayan menyengat sembari tiduran di lantai di salah satu kamar penampungan
Editor: Sugiyarto

TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN – Siang itu Norma (31) terlihat mengayun kipasnya, mengusir hawa panas yang lumayan menyengat sembari tiduran di lantai di salah satu kamar penampungan sementara Rusunawa Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara.
Sudah sebulan dia bersama 44 TKI ilegal lainnya menunggu proses hukum terhadap 2 pengurus yang akan menyeberangkan mereka ke Tawau Malaysia secara ilegal.
Puluhan TKI tersebut masih dibutuhkan keterangannya untuk memproses 2 pengurus TKI yang terduga kasus penjualan orang atau trafficking.
“Sudah sebulan disini. Tidak tahu kapan kami boleh pulang,” ujarnya Rabu (3/5/2017).
Di dalam kamar berukuran 3 X 6 tersebut terdapat 3 tempat tidur susun yang digunakan penghuni untuk beristirahat. Di bagian belakang ada kamar mandi dan tempat memasak dan mencuci yang bisa digunakan oleh TKI.
Di bangunan rusunawa berlantai 3 yang diungsikan untuk menampung TKI deportan tersebut mampu menampung 500 TKI.
Meski mengaku bosan, Norma yang ditempatkan bersama dengan paman Darwis (54) serta bibinya dan anggota keluarganya tersebut mengaku tak bisa berbuat apa apa.
Satu-satunya hiburan adalah sesekali menelepon suaminya yang berada di salah satu perkebunan sawit di Sabah Malaysia.
“Sesekali nelepon suami. Suami tahu saya ditangkap polisi di sini,” sebutnya.
Meski tinggal di penampunagn sementara, namun Norma mengaku mendapatkan pelayanan yang baik, termasuk memeriksakan kehamilannya yang sudah menginjak 8 bulan.
Untuk memeriksa kehamilannya, dia mengaku tinggal menghubungi petugas dari BP3TKI Nunukan untuk m engantar ke puskesmas terdekat.
“Iya, periksa rutin. Diantar oleh petugas, minta izin nanti dia datang mengantar saya ke puskesmas untuk periksa,” ucap Norma.
Dia mengharapkan, kasus yang melibatkan dirinya sebagai korban ini segera selesai sehingga bisa segera berkumpul bersama keluarganya.
Norma mengaku kepulangannya ke Sinjai bersama keluarga pamannya tersebut untuk menghadiri acara pernikahan anak pertama pamannya di kampung halaman mereka di Sinjai.