Ribuan Warga Surabaya Nyalakan Lilin dan Pekikkan NKRI Harga Mati
Ribuan warga memadati Jalan Pahlawan, Kota Surabaya, Jumat (12/5/2017) malam. Berkostum serba merah, mereka membawa lilin yang menyala di tangan.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Surya, Fatimatuz Zahroh
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Ribuan warga memadati Jalan Pahlawan, Kota Surabaya, Jumat (12/5/2017) malam. Berkostum serba merah, mereka membawa lilin yang menyala di tangan.
Mereka berbondong-bondong dari berbagai macam ras, agama dan juga usia, bersatu datang dalam aksi 1000 Lilin untuk NKRI Damai. Kegiatan ini digagas untuk menunjukkan warga Surabaya peduli NKRI damai.
"Mari kita nyanyikan lagu pemersatu kita, Padamu Negeri," pekik seorang orator di tengah keremunan. Bersama delapan pemuka agama dari Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghuchu, Kejawen dan Tao, mereka berdiri di atas mobil pikap yang dilengkapi pelaratan sound system.
Usai menyanyikan lagu Padamu Negeri, mereka melanjutkan menyanyi Indonesia Pusaka dan juga Rayuan Pulau Kelapa. Selain itu juga dibacakan deklarasi Surabaya peduli NKRI damai oleh delapan pemuka agama secara bergantian.
Isi deklarasi tersebut ada tujuh poin. Yaitu adalah mempertahankan Pancasila sebagai dasar NKRI, menjunjung tinggi UUD 1945 sebagai konstitusi atau hukum dasar tertinggi Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara Indonesia.
Selain itu juga menegakkan NKRI sebagai bentuk negara Indonesia, menghormati keberagaman suku ras serta golongan sebagai rahmat bagi bangsa Indonesia, membela kebenaran keadilan perdamaian dan persatuan Indonesia sebagai nilai-nilai bangsa Indonesia, dan bergotong royong secara aktif untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur bedasarkan Pancasila.
"Aksi ini adalah bentuk dari kepedulian kami warga Surabaya agar Indonesia tetap dalam damai. Rakyat ingin negerinya damai jauh dari kerusuhan dan hidup rukun berdampingan," ucap dia.
Ia tidak ingin aksinya kali ini dikaitkan dengan kasus Ahok. Aksi seribu lilin ini adalah dukungan kepada para penegak hukum dan pemerintah untuk menyatukan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Semua adalah relawan. Tidak ada paksaan dan mereka yang datang ke sini adalah murni aksi spontanitas," ucapnya.
Kapolrestabes Kota Surabaya Kombes M Iqbal mengatakan, aksi ini memang sudah ada pemberitahuan dan Pemkot Surabaya memberikan izin. Kepolisian hadir dan menjaga keamanan jalannya aksi.
"Kami tidak merekomendasikan kegiatan ini, namun Pemkot sudah memberi izin dan kami harus hadir dan memastiakn bahwa kegiatan ini tidak bergeser ke kegiatan yang mengganggu keamanan," kata Iqbal.