Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Memprihatinkan, Ternyata Minat Baca Indonesia Duduki Peringkat 60 dari 61 Negara

Berdasarkan studi Most Littered Nation In the World 2016 minat baca di Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Memprihatinkan, Ternyata Minat Baca Indonesia Duduki Peringkat 60 dari 61 Negara
Tribunnews/JEPRIMA
Siswa membaca buku di Perpustakaan keliling bemo pada acara pesta pendidikan di RPTRA Kalijodo, Jakrta Utara, Selasa (2/5). Acara bertajuk " Barengan Berkarya untuk Pendidikan di Pesta Pendidikan" ini bertujuan untuk merayakan keberhasilan dalam berbagai aspek pendidikan yang diinisiasi oleh komunitas, organisasi dan para pemangku kepentingan yang terus berkarya mendorong perubahan dalam dunia pendidikan. Tribunnews/Jeprima 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Dini suciatiningrum

TRIBUNJATENG.COM, KENDAL -- Berdasarkan studi Most Littered Nation In the World 2016 minat baca di Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara.

Hal tersebut diungkapkan oleh Subekti Makdriani, Pustakawan Utama Perpus RI saat menjadi pembicara Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca di Provinsi dan Kabupaten/Kota tahun 2017, di Pendopo Kabupaten Kendal, Senin (15/05/2017).

Subekti mengungkapkan rendahnya minat baca disebabkan beberapa faktor satu diantaranya budaya masyarakat Indonesia yang masih didominasi budaya tutur.

Selain itu juga penggunaan internet yang saat ini sudah menjadi kebutuhan.

"Pengaruh internet juga sedikit banyak mempengaruhi minat baca di Indonesia. Sebanyak 132,7 juta orang Indonesia pada 2016 tecatat sebagai pengguna internet menurut data Perpustakaan Nasional 86,3 juta jiwa berada di Jawa, " terangnya.

Melihat kondisi tersebut, Perpustakaan Nasional menghadirkan lbasis digital melalui aplikasi e - Pusnas dengan multy operating system dengaan multy device tablet atau smart phone.

Berita Rekomendasi

"Saat ini sudah ada 12834 judul dengan 125875 eksemplar buku aplikasi e - pusnas yang menjadi koleksi Perpustakaan Nasional hingga saat ini, " imbuhnya.

Subekti memaparkan safari gerakan nasional gemar membaca ini tujuannya untuk menanamkan rasa cinta ke perpustakaan dan budaya membaca.

“Pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota harus berpartisipasi aktif dalam pengembangan perpustakaan, taman bacaan dan sejenisnya,” ujarnya.

Sekretaris Daerah Kabupaten Kendal Bambang Dwiyono prihatin dengan rendahnya minat baca di Indonesia jika dibandingkan dengan negara-negara lain.

Menurutnya, tidak tersedianya sarana prasarana pendukung serta terlalu majunya teknologi menurunkan minat baca.

"Kebiasaan membaca tidak bisa terbentuk secara tiba-tiba. Sehingga perlu pembinaan sejak dini, " kata Bambang.

Selain itu peran orangtua sangat penting menumbuhkan minat baca kebiasaan gemar membaca juga harus diterapkan di sekolah agar anak-anak tidak lupa membaca.

“Sebaiknya mereka membaca minimal 15 menit sebelum kegiatan belajar dimulai agar terbiasa. Karena tidak ada satu daerah yang maju sepanjang sejarah kecuali masyarakatnya gemar membaca,” tegasnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Terkini
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas