Nelayan Babel Ruahan, Picu Kelangkaan Ikan
Pasokan ikan yang kurang menyebabkan harga jual mengalami kenaikan signifikan.
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, PANGKAL PINANG - Sepekan jelang bulan Suci Ramadan, pasokan ikan di Pasar Induk Atrium Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung langka.
Selain faktor cuaca, kurangnya pasokan ikan disebabkan nelayan banyak yang tidak melaut karena masih dalam tradisi ruahan, tradisi menerima tamu menjelang Ramadan.
“Saat ini cuaca bulan terang, tak banyak ikan bisa ditangkap. Nelayan juga masih banyak yang ruahan di rumah mereka,” kata Rijal, pedagang ikan, kepada Kompas.com, Selasa (16/5/2017).
Pasokan ikan yang kurang menyebabkan harga jual mengalami kenaikan signifikan.
Jenis ikan yang diperjualbelikan pedagang juga terbatas jumlahnya.
Cumi yang biasanya dijual Rp 40.000 per kilogram, naik menjadi Rp 60.000 per kilogram.
Ikan ekor kuning dari biasanya Rp 35.000, naik menjadi Rp 45.000 per kilogram.
Sementara ikan kembung dan ikan tongkol, sejak sepekan terakhir tak ada lagi di pasaran karena faktor kondisi bulan terang serta masih sedikitnya nelayan yang melaut.
Pedagang lainnya, Roni mengatakan, ikan yang dijual di pasar saat ini umumnya ikan karang yang ditangkap menggunakan pancing dan jaring yang dipasang saat malam hari.
“Ikan kerapu, kerisi dan udang masih lumayan banyak. Cuma harganya mahal. Ini biasanya buat restoran seafood,” paparnya.
Pedagang berharap pemerintah segera membangun gudang pendingin (coolstorage) guna menjaga pasokan ikan tetap terjaga, khususnya saat momen perayaan hari-hari besar agama.
Saat ini pedagang ikan harus mengeluarkan biaya ekstra untuk menyimpan ikan menggunakan kotak pendingin dengan balok-balok es yang harganya mahal.
Adapun tradisi ruahan di Bangka Belitung dilaksanakan setiap kali menyambut hari besar agama, baik Idul Fitri maupun Idul Adha.
Dalam tradisi ini, tuan rumah menyiapkan berbagai makanan untuk menyambut tamu. Sebagian makanan juga dipersiapkan untuk kegiatan acara di masjid atau balai desa. (Kontributor Kompas.com Pangkalpinang, Heru Dahnur)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.