Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keluarga Histeris Sambut Jenazah Pratu Ibnu Hidayat dari Natuna

Tangis keluarga pecah saat peti jenazah Pratu Ibnu Hidayat tiba dan dibawa masuk ke rumah duka di RT 6 RW 2 Dukuh Dongko Desa Kebonbatur, Mranggen.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Keluarga Histeris Sambut Jenazah Pratu Ibnu Hidayat dari Natuna
Tribun Jateng/Rival Almanaf
Keluarga Pratu Ibnu Hidayat menangis di belakang peti jenazah yang baru tiba di rumah duka, Desa Kebonbatur Mranggen Demak, Kamis (18/5/2017). TRIBUN JATENG/RIVAL ALMANAF 

Musibah itu diduga karena malfungsi meriam pelontar peluru kaliber 23 mm.

"Laras itu kan ada pembatasnya. Nah, pembatas itu tidak berfungsi dan mengalami kerusakan sehingga larasnya menjadi liar," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadipenad) Brigjen Arm Alfret Dennny Tuejeh.

Saat meriam atau kanon tipe 80 Giant Bow kaliber 23mm ditembakkan mendadak arah tembakan berubah dan mengenai sejumlah anggota TNI yang berada di lokasi gladi bersih.

"Memang di sini ada malfungsi, dia mengalami kerusakan. Tapi pastinya seperti apa, kami masih sedang dalami," ujarnya.

Berapa pastinya peluru yang dimuntahkan meriam antiserangan udara itu saat pembatas laras tiba-tiba tidak berfungsi, Kadispenad menyatakan masih dalam penyelidikan.

Penyebab kerusakan tiba-tiba dari meriam yang dibeli 2003 lalu itu juga masih dalam penyelidikan.

Saat kejadian hujan mengguyur Kota Ranai, Natuna. Kesibukan sejumlah prajurit TNI masih terlihat jelas.

Berita Rekomendasi

Komandan Resort Militer (Korem) 033/Wirapratama Brigjen Fachri menyebutkan, sebagian korban luka dilarikan ke rumah sakit di Pontianak, Kalimantan Barat.

Fachri menuturkan, kejadian ini sudah dilaporkan kepada Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Meski ada musibah, pelaksanaan latihan PPRC tetap dilanjutkan.

Dikutip dari Indomiliter.com, meriam penangkis serangan udara dua laras ini diproduksi oleh Norinco, Tiongkok.

Giant Bow atau disebut juga Shengong dapat dikendalikan secara manual maupun otomatis dengan integrasi sistem.

Altileri tersebut merupakan jiplakan dari produk serupa asal negara lain.

Type 80 merupakan jiplakan dari kanon ZU-23-2 produksi Rusia. Meriam punya bobot 1.250 kg dan dapat dipindahkan ke lokasi tempur dengan cara ditarik oleh truk.

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas