Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Risau Radikalisme, Elemen Pemuda Lintas Agama Doa Bersama di Kamar Kesayangan Bung Karno

Sosial media beberapa waktu belakangan gempar akan persoalan NKRI dan Kebhineka Tunggal Ikaan.

Penulis: I Made Ardhiangga
Editor: Sugiyarto
zoom-in Risau Radikalisme, Elemen Pemuda Lintas Agama Doa Bersama di Kamar Kesayangan Bung Karno
Tribun Bali/ I Made Ardhaingga
Sosial media beberapa waktu belakangan gempar akan persoalan NKRI dan Kebhineka Tunggal Ikaan. Respon persoalan intoleransi menjadi masalah yang kemudian membuat beberapa kalangan tergugah. 

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR-‎ Sosial media beberapa waktu belakangan gempar akan persoalan NKRI dan Kebhineka Tunggal Ikaan.

Respon persoalan intoleransi menjadi masalah yang kemudian membuat beberapa kalangan tergugah.

Di Bali, kelompok Pemuda dari berbagai elemen lintas agama pun mendeklarasikan untuk 'meninju' segala paham Radikalisme yang akan memecah belah bangsa.

Pengagas Acara Gerakan Anti Radikalisme (GRAK), Nyoman Gde Sudiantara menyatakan, saling hujat antar sesama anak bangsa tidak terelakan di sosial media.

Hal itu menjadi cukup miris. Karena itu, perlu kiranya melakukan gerakan membawa kesadaran bersama bahwa semua anak bangsa tetap berbangsa, berbahasa dan bertanah air satu, yakni Indonesia.

"Karena setiap saat kami para pemuda lintas agama terganggu dengan adanya aksi saling hujat. Maka yang dilakukan, ialah persatuan."

"Dan kami tegaskan, bahwa gerakan ini tidak ada keterkaitan politik lokal di daerah atau pun luar daerah. Ini semata-mata adalah Kepedulian anak bangsa untuk Pancasila adalah kehidupan kita semua," ucapnya, Kamis (18/5/2017).

Berita Rekomendasi

Maka dari itu, elemen pemuda lintas agama yang tergabung dalam kelompok GRAK, melakukan doa bersama di kamar 'kesayangan' sang Proklamator Indonesia, Soekarno.

Doa bersama ini dilakukan oleh kelompok dari warga Hindu Bali, Kelompok PMKRI, PMII, Anshor dan kelompok pemuda lintas agama lainnya.

Ponglik sapaan akrabnya, mengaku, dengan situasi dan kondisi serta provokasi yang berlebihan, maka para pemuda tidak boleh diam sebagai penerus bangsa yang cinta terhadap NKRI.

"Kami mau melibatkan semua kelompok pemuda bangsa sebagai penerus dan penjaga NKRI dan Bhineka Tunggal Ika, untuk tidak terpancing dengan gerakan pemecah belah," tegasnya.

Sementara itu, Sejarawan dan Budayawan Bali I Made‎ Sudira menjelaskan, kamar nomor 77 di Hotel Inna Bali Jalan Veteran Denpasar merupakan kamar kesayangan Bung Karno. Kamar ini memiliki historis cukup dalam dengan Bung Karno.

Atas hal itu pulalah, doa bersama ini diniatkan sebagai restu atau sikap yang diambil pemuda bahwa akan segenap dan setulus jiwa menjaga NKRi dan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.

"Kamar ini dulunya nomor 50. Sedangkan Bung Hatta di Kamar nomor 55. Kamar Bung Karno dan Bung Hatta ini memiliki filosofis cukup dalam. Karena letaknya yang di utara dan selatan. Perumpaan hulu dan hilir," ungkapnya.

Oleh karena itu, segenap pemuda diharapkan mampu untuk tetap mengemban amanat bahwa tidak akan terpecah belah.

Sebab, Bung Karno juga pernah memberi wejangan, bahwa musuh kita adalah dari bangsa kita sendiri.

Karenanya, pesan atau wanti-wanti itu menjadi amanat yang perlu diemban dengan penuh kewaspadaan.

"‎Semangat menjaga NKRI dari Bung Karno ini yang perlu ditularkan. Kita tidak boleh terpecah belah," bebernya. (ang).

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas