Pesan Terakhir Bripda Imam Gilang kepada Sang Pacar 15 Menit Sebelum Gugur: 'Yang'
Rohmat mengaku kaget dengan kabar meninggalnya keponakannya itu. Menurutnya kelurga mendapat kabar duka pada Kamis dini hari.
Editor: Dewi Agustina
Setelah disalatkan, jenazah disemayamkan di rumah duka lalu dimakamkan di pemakaman Gedong Srago Gede, Mojayan, Klaten Tengah.
Pemakaman dilaksanakan secara dinas kepolisian.
Jenazah Gilang diberikan anugerah kenaikan pangkat menjadi Briptu Anumerta Imam Gilang Adinata.
"Mempersembahkan jasad Briptu Anumerta Imam Gilang Adinata kepada ibu pertiwi," kata inspektur upacara, Karo SDM Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Edi Murbowo diikuti suara tembakan.
Upacara diakhiri dengan penghormatan terakhir kepada jenazah. Prosesi berakhir pada pukul 18.00 WIB.
Briptu Anumerta Imam Gilang Adinata sebelumnya merupakan anggota Subdit Kasum Sabhara Polda Metro Jaya.
Dia gugur saat bertugas mengamankan jalannya pawai obor yang melewati Terminal Kampung Melayu. Di saat bersamaan terjadi peristiwa bom bunuh diri di lokasi ia bertugas.
Sempat Hubungi Pacar
Ening Wiyarti ibunda Bripda Imam Gilang tidak memiliki firasat apapun bahwa anaknya menjadi salah satu polisi yang gugur dalam teror bom di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur.
Dia terakhir kali berkomunikasi dengan anaknya saat Gilang hendak berangkat untuk bertugas.
"Saya tidak mendapat firasat apa-apa," ujarnya.
Ening mengatakan, Gilang menghubunginya melalui telepon pada Rabu malam sebelum bertugas.
Dia berpamitan untuk menjaga pengamanan pawai obor menjelang Ramadan di sekitar Kampung Melayu.
"Cuma nelepon, pamit kalau jaga pengamanan (pawai) obor jam 19.00, kemudian tahu-tahu ternyata anak saya jadi korban," kata dia.
Pacar Gilang, Dinda Venisita Verina, mengatakan, komunikasi terakhir dia dengan Gilang terjadi sekitar 15 menit sebelum ledakan bom Kampung Melayu melalui pesan WhatsApp.