Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Duh, Warga Tulungagung Ini Tak Bisa Pakai Kartu Indonesia Sehat karena Dianggap Sudah Wafat

Binti Muslikah sesenggukan usai diwajibkan membayar biaya perawatan suaminya, Kuat Mujib (61) yang sakit vertigo di RSI Tulungagung.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Duh, Warga Tulungagung Ini Tak Bisa Pakai Kartu Indonesia Sehat karena Dianggap Sudah Wafat
Surabaya.tribunnews.com/David Yohanes
Koordinator Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Jawa Timur, Arif Witanto menunjukkan Kartu Indonesia Sehar (KIS) milik Kuat Mujib yang dinyatakan tidak berlaku oleh rumah sakit. 

TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG - Binti Muslikah sesenggukan usai diwajibkan membayar biaya perawatan suaminya, Kuat Mujib (61) yang sakit vertigo di RSI Tulungagung.

Padahal warga Dusun Setono Bendo, Desa Babadan, Kecamatan Karangrejo ini mempunyai Kartu Indonesia Sehat (KIS). Namun kartu “sakti” tersebut dinyatakan tidak berlaku.

“Pihak rumah sakit menyatakan kartu KIS Pak Kuat sudah mati,” tutur salah satu perangkat Desa Babadan, Harun Al Rasyid yang membantu urusan keluarga Kuat.

Bukan saja keluarga, Harun juga terkejut saat tahu KIS milik Kuat sudah mati. Sebab kartu ini dibagikan sekitar Maret 2017 lalu dan belum pernah digunakan.

“Ini pertama kali digunakan untuk berobat, dan langsung dinyatakan mati,” ucap Harun, saat ditemui di RSI Tulungagung, Minggu (28/5/2017) sore.

Kuat Mujib sakit sejak Minggu (21/5/2017). Mendapat penjelasan kartu KIS milik Kuat sudah tidak aktif, Harun mencari penjelasan pihak BPJS.

Dan ternyata BPJS mengatakan bahwa KIS milik Kuat memang sudah tidak aktif.

Berita Rekomendasi

Dan yang membuat kaget Harun, status Kuat dinyatakan meninggal dunia. Padahal Kuat selama ini masih hidup.

“Jadi tidak aktifnya itu karena Pak Kuat dinyatakan meninggal dunia. Makanya kartunya juga dimatikan,” tambah Harun.

Pihak BPJS menyarankan agar Kuat ikut BPJS mandiri. Nantinya setelah satu tahun bisa dinyatakan tidak mampu dan menerima KIS kembali.

Namun Binti dan Kuat keberatan, karena mereka memang keluarga miskin.

Harun mengaku sudah meminta penjelasan Dinas Sosial Kabupaten Tulungagung. Sebab Dinas Sosial yang melakukan pendataan penerima KIS.


Dinas Sosial pula yang memberi rekomendasi seseorang untuk dikeluarkan dari KIS.

“Tapi jawaban Dinas Sosial tidak juga memberikan kepastian. Katanya kasus seperti Kuat sering terjadi. Padahal saya pertanyakan, apa alasan Dinsos menyatakan Pak Kuat meninggal dunia?” ucap Harun kesal.

Halaman
12
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas