Dosen di Kalimantan Selatan Ciptakan Alat Penangkap Polutan
Setahun terakhir ini ia mencurahkan tenaga, pikiran, dan uang untuk membuat prototipe teknologi penangkap polutan udara. Ia menamainya Sairis Tech.
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Banjarmasin Post Nia Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Dosen di Kalimantan Selatan perlu usaha keras melakukan penelitian. Tak jarang ada saja mereka terpaksa rogoh kocek jutaan rupiah dari dana pribadi untuk menciptakan temuan atau inovasi baru.
Seorang di antaranya adalah Dr Husaini. Ia adalah Kaprodi Magister ilmu kesehatan masyarakat fakultas kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (ULM).
Bahkan, untuk penelitian, ia harus menunda tiga judul buku garapannya.
"Iya pakai dana pribadi saja, kurang lebih habis sudah Rp 20 jutaan cuma untuk prototipe saja. Itu tadinya modal untuk bikin dan terbitkan buku," kata pakar kesehatan masyarakat ini.
Setahun terakhir ini ia mencurahkan tenaga, pikiran, dan uang untuk membuat prototipe teknologi penangkap polutan udara. Ia menamainya Sairis Tech.
Kini prototipe itu telah selesai dibuat. Sementara untuk hak cipta sedang berproses.
Dasar dari temuannya itu berawal dari banyaknya keluhan para pekerja pabrik karet di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, terkait polusi udara.
Untuk itu diperlukan suatu alat yang mampu menangkap dan membersihkan baik itu gas maupun debu.(*)