Gelar Operasi Pasar, Wali Kota Pontianak Minta Harga Bawang Putih Dibawah Rp 38 Ribu/Kg
Namun bila setelah digelarnya operasi pasar ini harga bawang putih masih juga melambung tinggi, pihaknya masih memiliki stok
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Gubernur Kalbar, Christiandy Sanjaya bersama Wali Kota Pontianak, Sutarmidji memantau langsung pelaksanaan operasi pasar bawang putih yang berlangsung di Pasar Flamboyan dan Pasar Mawar Pontianak.
Operasi pasar ini dilakukan oleh digelar oleh Pemerintah Kota Pontianak dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat bersama tiga perusahaan swasta yakni PT Maju Sukses Bersama, PT Cahaya Bintang Gemilang, dan PT Tunas Maju Mandiri.
"Hari ini pasokan bawang putih yang didrop sebanyak 120 ton dari Kementerian Perdagangan. Saya berharap mulai hari ini harga bawang putih bisa di bawah Rp38 ribu perkilogram," ujar Sutarmidji, kepada wartawan, Selasa (30/5/2017).
Namun bila setelah digelarnya operasi pasar ini harga bawang putih masih juga melambung tinggi, pihaknya masih memiliki stok dan akan menjual secara eceran di bawah harga tersebut.
"Kita lihat setelah digelarnya operasi pasar ini, kalau masih harga bawang putih di atas Rp38 ribu, kita akan jual secara eceran. Pemkot punya stok sekitar 20 sampai 30 ton. Kami akan ecer, kalau perlu saya akan subsidi di bawah harga pasaran," katanya.
Tindakan itu diambil untuk mencegah munculnya spekulan-spekulan yang mencari keuntungan dengan menjual di atas patokan harga tertinggi. Dengan demikian, mereka yang menyimpan atau menimbun stok bawang putih dipastikan tidak akan laku terjual.
"Pedagang harus jual di bawah Rp38 ribu. Kalau tidak, kita akan jual eceran lewat koperasi, Pemkot akan mengecer bawang putih dengan harga di bawah harga tertinggi. Kalau perlu kita subsidi di bawah Rp30 ribu," kata Sutarmidji.
Menurutnya, jika masih ada spekulan-spekulan bawang putih, pihaknya akan melibatkan Polresta dengan menurunkan tim untuk menelusurinya.
"Kami pasti tindak, kalau memang dia beli dari sini terus dijual dengan harga sangat tinggi, kami sita bawang putihnya," kata Sutarmidji.
Dirinya mengakui, persoalan langkanya bawang putih disebabkan tidak adanya produsen yang bisa memenuhi kebutuhan pasar di dalam negeri sehingga sebagian besar harus diimpor dari luar. Apalagi, kebutuhan bawang putih di Kalbar umumnya dan Pontianak khususnya, lebih tinggi dari rata-rata nasional.
Hal ini disebabkan jenis makanan di Pontianak banyak yang menggunakan bawang putih sebagai bahan dasarnya. Meskipun dirinya tidak mengetahui persis persentase kebutuhan bawang putih di Pontianak, semestinya persoalan ini sudah bisa diantisipasi.
"Harusnya ini sudah terdeteksi dari awal sehingga tata niaga bawang putih betul-betul menjadi perhatian pemerintah pusat. Apalagi kami di Kalbar pasokan bawang putih tergantung dari luar. Semestinya di Kalbar ini ada agen bawang putih di sini," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.