Pilkada Jateng, Kejumudan, dan Hawa Panas Menjelang Tahapan Awal
Geliat politik di Jawa Tengah semakin memanas menjelang Pilkada Jawa Tengah 2018 yang akan segera memasuki tahapan awal pada Agustus 2017.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Nur Huda
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Geliat politik di Jawa Tengah semakin memanas menjelang Pilkada Jawa Tengah 2018 yang akan segera memasuki tahapan awal pada Agustus 2017.
Hal itu menyusul semakin menguatnya sejumlah nama yang muncul untuk mengikuti kontestasi tersebut. Wisnu Suhardono satu di antaranya.
Ketua DPD I Partai Golkar Jateng itu mengungkapkan sudah ada sejumlah partai yang siap mendukungnya maju sebagai calon gubernur di Pilkada Jateng.
Hingga kini Wisnu belum menyatakan kesiapan mencalonkan diri. Menurut dia seluruh DPD II Golkar Jateng sudah mendukungnya untuk maju sebagai cagub.
Kendati demikian Wisnu masih membutuhkan waktu untuk menentukan keputusan terkait pencalonannya di Pilkada Jateng.
“Masih ingin istikharah lagi, dan dalam waktu dekat mau umroh dulu,” ujar Wisnu saat berkunjung ke kantor redaksi Tribun Jateng, Kota Semarang, Senin (12/6/2017) malam.
Wisnu didampingi Sekretaris DPD I Golkar Jateng Ferry Wawan Cahyono, Ketua Harian DPD I Golkar Jateng Iqbal Wibisono, Bendahara DPD I Golkar Jateng, serta sejumlah pengurus harian DPD I Golkar Jateng lain.
Wisnu menegaskan dirinya mempersilakan jika DPP Partai Golkar juga menugaskannya untuk mencalonkan diri. Akan tetapi, pemilik Hotel The Sunan Surakarta itu menyatakan kesiapan dirinya maju dalam kontestasi Pilkada Jateng adalah sebagai cagub, bukan calon wakil gubernur.
“Kalau ada wacana gabung dengan PDI Perjuangan jadi wagub, pasti bukan saya orangnya. Ada yang spesialis wagub. Enggaklah kalau wagub,” ia menegaskan.
Wisnu menyampaikan pengamatannya mengenai peta politik di Jateng. Menurut dia, Pilkada Jateng waktu tepat untuk mengambil alih kursi kekuasaan di Jateng yang selama ini selalu dipegang PDI Perjuangan.
“Ini momen baik untuk parpol manapun mengambil alih kekuasaan di Jateng, sebab tidak akan terulang lagi lima tahun ke depan atau kapanpun,” papar dia.
Wisnu mengatakan analisa itu bukan berkaca pada hasil Pilkada DKI Jakarta. Ia justru melihat di Jateng belum terpengaruh situasi dari pelaksanaan Pilkada DKI. Dampak Pilkada DKI untuk Jateng baru dapat dilihat ketika mendekati pilkada.
Dia menambahkan, analisa itu berdasarkan hasil tujuh pilkada serentak 2017 lalu di Jateng, sekaligus sebagai referensi.
Golkar tercatat memenangkan hampir di semua kabupaten/kota, sementara PDI Perjuangan pada pilkada 2017 tidak memperoleh hasil maksimal.
“Rupanya ada kejenuhan (masyarakat terhadap PDI Perjuangan, red). Sudah tiga periode ini (gubernur dari PDI Perjuangan di Jateng, red). Jadi orang akan melihat. Ini menarik, apalagi ini (Jateng, red) basis mereka (PDI Perjuangan-Red),” tutur dia.
Adapun, bakal cagub Jateng dari PKB, Marwan Jafar, juga bersilaturahmi ke kantor redaksi Tribun Jateng pekan lalu.
Ia sempat menyatakan, dari sejumlah figur yang muncul jelang Pilgub Jateng, dirinya merasa sosok yang paling lengkap pengalamannya.
Semisal pernah menjadi Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Saat ini ia Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) DPP PKB; serta pernah menjadi Ketua Fraksi PKB di DPR.
“Saya sudah lengkap semuanya (pengaman politik dan pemerintahan-Red). Beda kok orang yang ngurus partai dengan yang tidak, susahe pol (sudah sekali-Red). Jadi pemain utama di partai dengan tidak pemain utama tentu beda, orang pernah di parpol dengan tidak pernah di parpol tentu juga beda,” ungkap Marwan.
Meski demikian, Marwan menuturkan sejauh ini belum mendeklarasikan secara resmi untuk maju sebagai cagub. Ia masih terus menjajaki masyarakat, sowan ke ulama, dan konsolidasi internal partai.
"Teman-teman seluruh DPC sudah bulat (mendukung untuk mencalonkan diri sebagai cagub-Red). Kalau secara kepartaian sudah cukup, tapi kan nggak begitu, partai kan hanya kendaraan. Kami juga terus menjalin komunikasi intensif dengan partai lain di Jateng," terang Marwan.