Yang Menghantui Asworo Selama Pelarian Usai Membunuh Calon IStri
Kemudian ia mencuci mobil sewaan itu untuk menghilangkan bercak darah yang membanjiri jok mobil.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG-Tidak ada rasa sesal dihati Asworo saat melakukan pembunuhan itu. Namun dia kemudian ketakutan, terus dihanti rasa ketakutan yang mendalam.
Apalagi dia terus terkenang kepada Wiwit. Sehingga dia melarikan diri.
Dalam pelariannya pun Asworo tetap bertekad untuk menjadi buron dan tidak akan menyerahkan diri kepada pihak berwajib. Benarkah dia memang terus dihantui almarhum, sehingga akhir tertangkap?
Seperti dikisahkan usai membunuh Catarina, Asworo mengatakan sempat pulang ke mess-nya dahulu di Jalan Bangau No 54 A, Ilir Timur II, Palembang, untuk mengambil beberapa barang miliknya, Minggu (7/5/2017).
Kemudian ia mencuci mobil sewaan itu untuk menghilangkan bercak darah yang membanjiri jok mobil.
"Saya ambil kamera dari mess dan langsung kembalikan mobil yang sudah dicuci," ucapnya.
Diketahui pukul 09.00 pagi pad Minggu (7/5) itu juga, Asworo sempat hendak menjual kameranya, Canon 600D dengan harga Rp 5,5 juta kepada temannya.
Namun karena belum berminat, dia pun hanya berpesan jika ada yang mau membeli kamera itu bisa menghubunginya.
Tak ingin membuang waktu, Asworo langsung tancap gas menuju ke Indralaya, Ogan Ilir dengan tunggangannya motor Supra X tahun 2011.
"Saya lari ke Indralaya dulu, motor itu saya jual di dekat SMAN 1 Indralaya. Harganya laku Rp 6,5 juta," ungkapnya.
Menurutnya uang penjualan itu ditransfer ke rekening Mandiri milik Wiwit.
Setelah itu, dia langsung menuju ke Lampung dengan menggunakan travel.
Dia menyadari menjadi buronan polisi saat mayat Wiwit teridentifikasi pada 14 Mei lalu.
Tiga hari sebelumnya (11/5/2017), Wiwit ditemukan tanpa identitas di semak belukar di lorong Jalan Sungai Sedapat RT 41/8 Kelurahan Sukajaya Kecamatan Sukarami Palembang.
"Selama di Lampung, saya pindah-pindah tempat sebanyak tiga kali. Nginap di kosan dan sempat juga menginap di hotel," ucapnya.
Nah dari sinilah ternyata Asworo memang merasa dihantui, sehingga dia ketakutan.
Memang ada niat untuk menyerahkan diri.
Namun bukan dihantui arwah Wiwit tetapi dihantu rasa bersalah mendalam, karena dia sudah gelap mata dan membunuh wanita yang dia cintai.
Hal ini terungkap ketika Asworo ditanya oleh Kapolda Sumsel Irjen Pol Agung Budi Maryoto.
Memang tidak terlihat ekspresi bersalah, tetapi terlihat dari matanya jika pelaku tampak ketakutan dan tertekan karena rasa bersalah dan terus dihantui.
"Kamu dihantui Chatarina tidak?" kembali tanya Irjen Agung.
"Tidak pak, hanya ada rasa bersalah dengan Chatarina," jawab Asworo.
Sementara itu, Kapolda Sumsel Irjen Pol Agung Budi Maryoto dalam jumpa pers di depan gedung utama Mapolda Sumsel menjelaskan, tersangka Martinus Asworo alias Asworo ditangkap di Lampung usai melakukan pembunuhan terhadap calon istrinya Chatarina Wiedyawati alias Wiwid sebulan setelah kejadian.
"Jadi, saya langsung memimpin rapat seminggu dua kali. Saya tekankan, bila tidak dapat jangan pulang. Tetapi, dengan dedikasi yang dilakukan anggota akhirnya tersangka ini berhasil ditangkap," ujarnya.
Dari pendalaman penyidikan yang dilakukan bersama barang bukti yang disita baik itu mobil Toyota Innova warna hitam, kunci stir yang digunakan tersangka Asworo saat membunuh Wiwid, baju yang digunakan Asworo dan barang bukti lainnya.
"Tersangka dikenakan pasal 340 karena telah melakukan pembunuhan rencana terhadap calon istrinya Chatarina," pungkas Agung.
Adapun Kronologisnya, korban dijemput di tempat kosannya di Kota Prabumulih dengan tujuan mau dibawa ke Jogjakarta dalam rangka membuat souvenir perkawinan antara Asworo dengan kekasihnya tersebut.
Kemudian dalam perjalanan di Palembang korban dibunuh di Jalan Kebun Sayur menuju Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, pada Minggu, 7 Mei 2017 pukul 05.00 WIB subuh.
Tersangka mengendarai mobil Innova yang disarter, memukul kepala korban dengan menggunakan tangan dan mempergunakan kunci setir mobil.
Kemudian setelah korban meninggal dunia, tersangka mengambil barang-barang milik korban berupa hp, uang dan lain-lain.
Menurut dia, Asworo mengaku kepada kekasihnya bahwa dirinya sudah mapan dan memiliki percetakan.
Namun ternyata Asworo bekerja di tempat fotocopy di sekolah Xaverius Bangau Kota Palembang.
"Dia malu. Akhirnya dia rencanakan pembunuhan," kata Erlintang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.