Pangdam IX Udayana Minta Kelompok Mayoritas Lindungi Minoritas
Pangdam IX Udayana Mayjen Komaruddin Simanjuntak buka puasa kebangsaan bersama 6000 orang di Garuda Wisnu Kencana.
Penulis: I Made Ardhiangga
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Made Ardhiangga
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Pangdam IX Udayana Mayjen Komaruddin Simanjuntak buka puasa kebangsaan bersama 6000 orang di Garuda Wisnu Kencana.
Mengangkat tema kebangsaan, buka puasa bersama melibatkan seluruh elemen masyarakat lintas agama. Baik pejabat pemerintah, tokoh agama Hindu, Kristen, Katolik, Buddha Konghucu, tokoh adat dan wisatawan mancanegara.
Komaruddin menyatakan, buka puasa ini bentuk kerukunan umat beragama di Bali. Aksi ini merupakan sikap warga Bali menentang segala bentuk paham-paham radikal khususnya di Bali, NTB dan NTT.
"Ini bentuk imbauan terhadap segala bentuk atau macam paham atau sel yang mencoba menganggu NKRI. Ini adalah bentuk nyata sikap TNI menjaga Kebhinnekaan," ucap Komaruddin pada Selasa (20/6/2017).
Ia meminta mayoritas di bawah naungan Kodam IX Udayana, yakni Bali, NTB dan NTT wajib melindungi minoritas. Ketika di Bali Hindu bercokol, maka umat Hindu menunjukkan perbedaan dengan melindungi umat Islam, Kristen, Katolik dan Buddha.
Ketika di NTB Muslim yang menjadi mayoritas, maka umat lain dilindungi. "Di NTT Kristen dan Katolik menjadi mayoritas, maka melindungi saudara yang lain agama. Begitu juga seterusnya," pesan dia.
Untuk paham dan gerakan radikal dikatakan Komaruddin memang ada indikasinya di NTB. Hanya saja sudah dilokalisir dan aparat sudah mendeteksi, meski sementara gerakan itu tidak menimbulkan keresahan.
Sementara di Bali personel TNI dan Polri sudah mengantisipasinya. Dua instansi ini sangat solid dan kerap melakukan patroli setiap harinya.
"Kami terus berkoordinasi dengan rekan Polri dan sudah melakukan berbagai upaya monitor dan deteksi. Sel-sel di Bali dan NTB ada, tapi kita pasti terus lakukan monitor dan deteksi supaya tidak berkembang," beber dia.