Penggila Buffon yang Menyerang Polda Sumut Dikenal Siswa Penurut
Ardial Ramadhana, teroris tewas saat menyerang Polda Sumut, Minggu lalu (25/6/2017), dikenal baik di antara teman-temannya selama bersekolah.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartwan Tribun Medan, Royandi Hutasoit
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Ardial Ramadhana, teroris tewas saat menyerang Polda Sumut, Minggu lalu (25/6/2017), dikenal baik di antara teman-temannya di salah satu sekolah menengah kejuruan negeri di Kota Medan.
Ia tercatat sebagai siswa yang masuk pada tahun ajaran 2003/2004 dengan jurusan Teknik Pendingin dan Tata Udara.
Nahot Sihaloho, saat berbincang dengan www.tribun-medan.com, Kamis (29/6/2017), menceritakan Ardial sebagai pelajar yang baik.
Ardial patuh pada peraturan sekolah, berambut selalu pendek dan bajunya rapi.
Selama di sekolah Ardial, menurut Nahot, tidak banyak terlibat dengan organisasi apapun. Begitu teman-teman sekolahnya bandel dan nakal seperti anak-anak kebanyakan Ardial tidak terpengaruh.
"Zaman sekolah dulu kan kami merokok-merokok. Kami cabut-cabut. Kalau si Ardial itu enggak pernah mau ikut. Cuma dia enggak mau mengadu sama guru, dia setia kawanlah," ujar Nahot.
Semasa sekolah Ardial termasuk murid yang susah secara finansial, dan orang yang sering mendapat traktiran kawan-kawannya.
"Saat sekolah dia itu susah. Kalau ada jalan-jalan selalu enggak bisa ikut karena enggak punya uang. Dia pun jarang punya uang jajan," ia menambahkan.
Semasa sekolah, Ardial adalah kiper yang bagus saat kelasnya bermain bola, mengidolakan Buffon dan pendukung klub Eropa Juventus.
Saat sekolah Nahot mengutarakan bahwa Ardial tinggal bersama neneknya di Jalan Sisingamangaraja.
"Tinggal sama neneknya. Enggak kenal kami siapa orang tua si Ardial itu," ujarnya mengakhiri pembicaraan.