Mengintip Candi Surowono Kediri, Warisan Kerajaan Majapahit
Bangunan dengan pondasi batu bata merah itu memiliki luas 7,8 x 7,8 meter dan mempunyai tinggi 4,72 meter.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI - Bangunan Candi Surowono terlihat mungil saat dilihat dari pinggir jalan.
Namun saat didekati cagar budaya itu memiliki ukuran yang cukup besar.
Bangunan dengan pondasi batu bata merah itu memiliki luas 7,8 x 7,8 meter dan mempunyai tinggi 4,72 meter.
Candi Surowono berada di Dusun Surowono, Desa Canggu, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri.
Sekitar lima kilometer dari Kampung Inggris Tulungrejo Pare arah ke timur.
Selain menjadi tempat wisata edukasi, Candi Surowono ternyata juga sering kali dipakai sebagai tempat ritual.
Tak kurang dari 4.000 orang, mulai dari pengunjung umum dan pelajar berkunjung ke tempat ini.
Candi Surowono dibuat di masa kerajaan Majapahit pada tahun 1400 Masehi sampai saat ini masih berdiri kokoh.
Bangunan itu dibangun sebagai pendharmaan Bhre Wengker yang meninggal 1388 M.
Usianya sudah sekitar 617 tahun. Hingga sekarang ini bangunan berbentuk bujur sangkar itu masih terjaga kelestariannya.
Hampir 20 tahun Candi Surowono terakhir dipugar. Tepatnya pada tahun 1997 silam, dalam pengawasanan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan.
"Sampai saat ini belum ada pemugaran lagi," ujar penjaga Candi Surowono, Zainal Abidin.
Dikatakannya, pada bulan Agustus hingga September akan banyak turis yang berkunjung ke tempat itu.
Terkadang, Candi Surowono dipakai sebagai tempat ritual keagaaman dari rombongan pengunjung dari Bali.