Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Paku Payung Bersarang di Usus, Pria Situbondo ini Tak Tampak Sakit

Hendro dirujuk dari RSUD Abdoer Rahem Situbondo karena benda-benda logam yang didominasi paku payung berada di dalam ususnya.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Paku Payung Bersarang di Usus, Pria Situbondo ini Tak Tampak Sakit
Istimewa
Paku payung bersarang di usus Hendro berdasar hasil rontgen. 

Laporan Wartawan Surya, Aflahul Abidin

TRIBUNNEWS.COM, JEMBER - Hendro Wijatmiko (30), warga Dusun Pesisir, Desa Kilensari, Panarukan, dirawat di RSD dr Soebandi, Jember, sejak Kamis (6/7/2017) sore.

Ia dirujuk dari RSUD Abdoer Rahem Situbondo karena benda-benda logam yang didominasi paku payung berada di dalam ususnya.




Sang pasien masuk ke RSD dr Soebandi dengan kondisi fisik sehat. Ia bisa berjalan. Tapi tetap merasakan nyeri di perut.

"Kesadarannya bagus. Tensinya bagus. Kooperatif juga. Bisa diajak ngobrol. Bisa ditanya. Menjawab dengan bagus," terang dr Jusina Evy Tyaswati SpKJ, Kepala Humas RSD dr Soebandi, saat dihubungi, Sabtu (8/7/2017).

Adanya paku payung dan benda tajam lain dalam usus tersebut diketahui setelah hasil rontgen polos RS yang merujuknya, muncul.

Kepada petugas medis, kata Evy, Hendro mengakui mulai menelan paku payung sejak 4 tahun yang lalu.

BERITA TERKAIT

Tindakan awal RSD Soebandi kepada Hendro dengan menyuntikkan cairan untuk mengurangi rasa nyeri di perut. Ia juga diberi beberapa jenis obat untuk mengatasi masalah pencernaan.

Rontgen Ulang

Petugas medis RSD dr Soebandi Jember melakukan rontgen ulang Hendro. Petugas menambahkan cairan dari mulut untuk melihat jalan makanan dan mengamati ada tidaknya luka di mukosa sal makanan.

Dokter Jusina mengatakan hasil foto rontgen ini masih belum muncul. Hasil diagnosa rontgen nantinya akan dipakai untuk menentukan tindakan lebih lanjut.

Sampai saat ini, tindakan yang diberlakukan untuk Hendro adalah diinfus dan suntikan penghilang nyeri.

"Juga suntikan untuk pelindungan mukosa lambung dan usus," terangnya.

Menurut dia hal yang menjadi perhatian pihak rumah sakit saat ini adalah potensi usus pecah.

"Diamati dan diukur lingkar perutnya supaya bisa diketahui apabila ada peningkatan lebar pinggang pasien. Apabila ada peningkatan mendadak, bisa segera dilakukan tindakan dan bisa mencegah pecahnya usus dan infeksinya rongga perut dan organ-organ dalam perut," terang dia.

Secara medis, usus harus bergerak. Karena ada benda tajam di dalamnya, pergerakan pada usus memungkinkan adanya pergeseran yang menimbulkan luka.

Masalahnya, terang Evy, logam tajam di dalam usus Hendro beberapa sudah saling bertumpuk. Andai jumlah logam tajam itu masih jarang, kemungkinan usus pecah tidak akan terjadi.

Saat ditanya tentang kemungkinan tindakan operasi bagi Hendro, Evy menjawab, belum bisa ditentukan. "Kecuali pecah (usus) atau infeksi (organ dalam perut lain)," terangnya.

Sementara tindakan medis lain, seperti endoskopi, sudah tidak bermanfaat. Tindakan ini hanya melihat benda-benda asing sampai pada lambung. Sementara paku payung dalam perut Hendro sudah berada di bawah lambung.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas