Kisah Cleaning Service Raih Gelar S2 di Kampus yang Ia Bersihkan Tiap Hari
di semester terakhir, Jurmansyah terpaksa menjual sepeda motor kesayangannya untuk membayar uang kuliah.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Setelah melakoni pekerjaan sebagai cleaning service selama dua tahun, Jurmansyah akhirnya minta izin kepada atasannya melanjutkan studi S2 di kampus yang dibersihkannya tersebut.
"Atasan mendukung, ya saya lanjut kuliah sambil tetap mengerjakan tugas saya, membersihkan ruang kuliah," ungkapnya.
Setelah lulus S2, Jurmansyah mengaku belum memiliki rencana lain.
Dirinya masih akan terus bekerja sebagai cleaning service, sambil melihat peluang kerja yang lebih baik di Unmul.
Bagi Jurmansyah, meski hanya sebagai cleaning service, bekerja di instansi pemerintah membuat dirinya memiliki jaringan. Hal yang tidak didapatkannya sebagai penjaga toko handphone.
"Iya, makanya saya mau kerja sembarang saja di Unmul. Kalau di toko handphone, peluang dapat jaringan itu susah," cetusnya.
Untuk memulai studi S2-nya, Jurmansyah harus menguras tabungannya membayar uang semester 1 dan 2. Saat semester 3, Jurmansyah beruntung mendapatkan Beasiswa Kaltim Cemerlang.
Namun, di semester terakhir, Jurmansyah terpaksa menjual sepeda motor kesayangannya untuk membayar uang kuliah.
Sebagai cleaning service, Jurmansyah hanya bisa membawa pulang Rp 2,1 juta per bulan.
"Saya jual motor saya Rp 8 juta. Sementara, uang kuliah saya Rp 8,5 juta per semester. Akhirnya ambil tabungan lagi," bebernya.
Suami Nur Samiah ini bertekad meraih gelar doktor, alias melanjutkan pendidikan ke jenjang Strata III (S3). Terlahir dari keluarga yang kurang memerhatikan pendidikan, memotivasi Jurmansyah untuk meraih pendidikan setinggi mungkin.
"Hampir tidak ada saudara saya yang sarjana. Tapi, saya justru termotivasi. Jika kita punya cita-cita, selalu saja ada jalan," ucapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.