Anto Diserang Buaya di Sungai Lenggang Belitung, Begini Kisahnya
ia mendapatkan 100 jahitan untuk luka di punggung kanan dan sejumlah luka di kepalanya.
Editor: Eko Sutriyanto
Saat itu, pundaknya sudah perih karena gigitan buaya, lalu tangannya yang terikat talipun sudah semakin sakit karena terus ditarik buaya.
"Sempat ditarik ke dalam air, ditimbul-tenggelamkan, dicelupin dalam air mungkin sampai lima kali. Saat timbul itulah saya teriak minta tolong. Tapi dari cara dia nyerang, itu buaya besar. Saya tidak tahu mengira-ngira ukurannya, saya tidak ingat," ujarnya.
Ada teriakan minta tolong, Riko langsung menuju ke arah suara dan mendapati kakaknya sedang diserang buaya.
Tanpa dibantu senjata apapun, Riko kemudian terjun ke air dan berupaya menghalau serangan buaya dengan cara menendang-nendangkan kakinya.
Gigitan pun terlepas dan Anto segera dinaikkan ke atas kapal dan dilarikan ke Puskesmas Gangung.
"Saat terlepas, saya langsung dinaikkan ke perahu. Tapi di bawah air itu, buaya itu masih mendekat mau menyerang lagi. Maju pula dia, mau nyerang lagi," ujarnya.
Anto berharap, kejadian buaya menyerang manusia tak perlu terjadi lagi.
Menurutnya, perlu ada upaya agar serangan tak terjadi lagi.
Satu di antaranya dengan cara kearifan lokal alias menggunakan jasa dukun kampong.
"Kalau bisa jangan lagi, gimanapun caranya. Tergantung kepercayaan masing-masing, kata orang bisa menggunakan dukun kampong. Kata orang, dukun kampong di sini sudah meninggal sekitar sebulan lebih yang lalu. Kami berharap jangan sampai terjadi lagi," kata Anto.
Tuti, istri Anto mengatakan, saat dirawat di rumah sakit Anto sempat pingsan empat kali.
Itu terjadi diduga karena suaminya banyak kehabisan darah. Akibat serangan itu, pundak belakang mengarah ketiak Anto luka menganga.
"Kata orang rumah sakit, jahitannya sampai seratus lebih. Jam 3 pagi baru selesai jahitnya," ujar istri Anto.
Adik Anto, Riko mengatakan ia menghalau buaya yang menyerang kakaknya dengan cara ditendang.
Dia juga tak bisa mengira-ngira ukuran buaya tersebut.
"Soalnya keadaanya malam dan di dalam air. Kepalanya aja yang kelihatan. Saya tendang pakai kaki buaya itu, langsung terlepas. Setelah itu mau nyerang lagi, tapi kami sudah di atas perahu semua," kata Riko.
Tempat Anto menggalang kapal miliknya terletak di dekat Stasiun Pengisian Bahan Bakar yang abru didirikan di Desa Gantung.