Butuh Kompetensi Bidang Ekonomi Membangun Jawa Barat
Dirinya memastikan bahwa ekonomi kerakyatan Jawa Barat bakal lebih maju jika dikelola oleh figur yang berkompeten.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Bakal Calon Gubernur Jawa Barat sekaligus Ketua Umum KADIN Jawa Barat, Agung Suryamal menyatakan sudah saatnya Jawa Barat dipimpin oleh Gubernur yang berasal dari kalangan pengusaha. Dirinya memastikan bahwa ekonomi kerakyatan Jawa Barat bakal lebih maju jika dikelola oleh figur yang berkompeten.
“Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat sudah pernah dijabat oleh birokrat, tentara, dan bintang film. Sekarang saatnya Jawa Barat dipimpin oleh pengusaha yang mampu menggerakan ekonomi kerakyatan,” ujar Agung dalam rilisnya di Jakarta, Kamis (13/7/2017).
Menurut pandangannya, Jawa Barat merupakan provinsi dengan “sejuta” potensi berkat sumber daya alam yang strategis, dan sumber daya manusia yang memadai. Jika dikelola secara tepat Agung optimis pertumbuhan ekonomi Jawa Barat bisa menjadi yang terbaik di Indonesia.
“Saya ingin mengimplementasi apa yang sudah pernah dilakukan sebelumnya saat menjabat Ketua Umum HIPMI Jabar dan Ketua Umum Kadin Jabar dua periode. Dari pengalaman ini Insyallah kita lahirkan dan gagas ekonomi kerakyatan," kata Agung dengan mantap.
Terlepas dari latar belakang, Agung bilang seorang pemimpin harus memberikan solusi konkgrit terhadap masalah yang dihadapi masyarakat. Di Jawa Barat, yang tengah menjadi isu adalah masalah pengangguran dan keterbatasan lapangan kerja.
“Pemimpin adalah seorang leader sekaligus dirigen yang tugasnya meramu. Bila saya terpilih menjadi Gubernur Jawa Barat, banyak permasalahan di Jawa Barat yang harus dikelola, salah satunya masalah lapangan pekerjaan dan bidang ekonomi,” tegas Agung.
Kemudian dirinya juga menyoroti soal keseimbangan pendapatan buruh di Jawa Barat. Agung menyatakan perlu sebuah gagasan baru untuk memperbaiki taraf hidup para pekerja.
“Masyarakat di kawasan industri yang ada di Jawa Barat harus sejahtera. Buruh adalah mitra, pengusaha, maka bila pengusaha mendapat untung jangan bilang rugi. ,” ujarnya.
Mengenai wacana biaya SMA dan SMK di Jawa Barat digratiskan, Agung Suryamal mendukung hal tersebut. Pasalnya, terdapat ribuan industri di Jawa Barat, dan tentu ada CSR yang dapat disalurkan ke dunia pendidikan.
“Peningkatan SDM mutlak di Jawa Barat. Saya malah inginnya ada dana abadi untuk warga miskin, ya ini untuk dana pendidikan juga. Kami dari KADIN sudah memberikan beasiswa abadi,”ungkap Agung seraya menekankan ingin memprioritaskan inventarisasi kemiskinan di Jawa Barat.
“Masyarakat yang belum menikmati pendidikan menimbulkan kebodohan, dan rentan melakukan kejahatan seperti kejahatan teroris akibat dari kebodohan,” tegasnya.
Ketika disinggung mengenai partai pengusung, Agung menjawab dalam masa ini suasana Pilgub Jabar 2018 masih ‘cair’ dalam artian seluruh partai politik masih mencari figur yang dianggap tepat dan memiliki peluang besar untuk menang. Agung sendiri mengaku telah berkomunikasi dengan beberapa partai politik diantaranya, Gerindra, PAN, PKS, Demokrat dan PPP.
Terbaru ini, Agung melakukan komunikasi dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Dalam kesempatan tersebut Agung mengutarakan niatnya untuk maju dalam Pilgub Jabar 2018 sekaligus berdiskusi mengenai isu ekonomi Jawa Barat.
“Beberapa waktu yang lalu saya sempat bersilaturahmi ke rumah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo. Kami melakukan diskusi panjang terkait pembangunan Jawa Barat. Kemudian, bagaimana membangun ekonomi kerakyatan, dan memperluas lapangan pekerjaan di Jawa Barat,” jelas pengagas program “Jihad Ekonomi” ini.
Dirinya juga mengisahkan bahwa baik keluarganya dengan keluarga Prabowo memiliki kedekatan hubungan terutama dengan ayahanda Agung, H. Sutisno seorang tokoh ekonomi Jawa Barat yang mengawali usaha sebagai pedagang kecil yang sukses membangun bisnis ketingkat lebih besar.
“Hubungan keluarga kami dengan kekuarga Pak Prabowo cukup dekat terutama dengan ayah saya. Pak Prabowo sempat sampaikan Insya Allah jika diberi amanah saya harus melanjutkan perjuangan untuk pemerataan ekonomi,” tutup pria kelahiran 6 April 1965 tersebut.