Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menristekdikti: Rektor Harus Tanggung Jawab Kalau Ada Gerakan Radikal di Kampus

Muhammad Nasir juga mengatakan dirinya telah bekerja sama dengan Unit Kerja Presiden dalam Pembinaan Pancasila untuk memperkuat wawasan kebangsaan

Editor: Ravianto
zoom-in Menristekdikti: Rektor Harus Tanggung Jawab Kalau Ada Gerakan Radikal di Kampus
istimewa
Pertemuan Menristekdikti Prof M Nasir, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, dan Rektor Unair Prof M Nasih. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Theofilus Richard

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Meski mengaku belum menemukan gerakan radikal yang nyata, Menristekdikti, Muhammad Nasir mengatakan potensi radikalisme di kampus sangat tinggi.

“Masalah radikalisme di kampus, kami masih belum lihat secara nyata, tapi potensi di kampus sangat tinggi. Karena kampus itu kumpulan anak muda, kampus adalah tempat untuk pengembangan ilmu pengetahuan, kampus adalah masyarakat ilmiah,” ujarnya kepada wartawan dalam jumpa pers usai Deklarasi Anti Radikalisme Perguruan Tinggi di Universitas Padjadajaran, Bandung, Jumat (14/7/2017).

Muhammad Nasir juga mengatakan dirinya telah bekerja sama dengan Unit Kerja Presiden dalam Pembinaan Pancasila untuk memperkuat wawasan kebangsaan dan menangkal pemikiran-pemikiran radikal di kampus.


Ia juga menekankan agar rektor berserta seluruh perangkat di kampus untuk mengawasi potensi gerakan ini.

Menurutnya, rektor adalah orang yang paling bertanggung jawab ketika pemikiran radikal muncul di kampus.

BERITA REKOMENDASI

Sehingga, tugas seorang rektor, selain dalam hal pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian, juga harus menjaga empat pilar kebangsaan, yaitu NKRI, Pancasila, UUD 1945, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

“Rektor adalah CEO yang bertanggung jawab pada lembaga itu, pada dosennya, pada mahasiswanya, dan semua kegiatan-kegiatan yang berlangsung di dalam kampus. Rektor adalah satu-satunya pemimpin di lembaga ini dan harus bertanggung jawab,” ujarnya menjelaskan.

Ia juga mengingatkan agar rektor dapat memetakan dosen dan mahasiswa yang diduga bersentuhan dengan hal-hal yang berhubungan dengan radikalisme.

Sehingga penyebaran pemikiran radikal tersebut dapat dicegah. Sebelumnya, Muhammad Nasir juga berpartisipasi dalam acara Deklarasi Anti Radikalisme Perguruan Tinggi di Universitas Padjadjaran, Bandung, Jumat (14/7/2017).

Dalam acara tersebut, perwakilan rektor, dosen, dan mahasiswa se-Jawa Barat hadir untuk membuat komitmen bersama melawan radikalisme di kampus.(*)


Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas