Tidak Ada Ampun Bagi Bandit Jalanan di Surabaya
Sepak terjang tim Anti Bandit sudah dirasakan masyarakat dan bisa menekan tindak kejahatan jalanan di Surabaya
Penulis: Fatkul Alamy
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Surya Fatkul Alamy
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Bandit jalanan masih menjadi perhatian utama Polretabes Surabaya.
Polisi, terutama jajaran Rerskrim tidak bakal memberi ruang gerak dan mengampuni aksi bandit yang selalu meresahkan masyarakat.
Penegasan tersebut dilontarkan Kasat Reskrim Polretabes Surabaya, AKBP Leonard M Sinambela.
Ia yang secara resmi mengantikan AKBP Shinto Silitonga, Senin (17/7/2017) mengaku, kejahatan jalanan masih menajadi perhatian utama di Kota Pahlwan.
"Kejahatan konvensional seperti C3 (Curat, Curas dan Curanmor) masih menjadi fokus Reskrim. Kejahatan ini masih selalu dirasakan masyarakat, karena bisa mengakibatkan kehilangan harta benda dan korban jiwa," sebut Leonard, Senin (17/7/2017).
Menurut Leonard, dirinya bakal mempertahankan keberadaan tim Anti Bandit yang sudah dibentuk Shinto Silitonga.
Sepak terjang tim Anti Bandit sudah dirasakan masyarakat dan bisa menekan tindak kejahatan jalanan di Surabaya.
Tim Anti Bandit, kata Leonard, akan dipersolid karena kiprahnya mampu menjaga Surabaya tetap aman.
"Saya mohon dukungan, ini tugas dan amanat berat. Tapi, saya yakin bisa dan mampu menjalankan tugas ini. Anggota reskrim di Polrestabes sudah teruji dan hebat-hebat," tutur Leo -panggilan Leonard M Sinambela ini.
Di Surabaya, lanjut Leo, selain bandit jalanan juga masih banyak permasalahan lain yang menjadi perhatian masyarakat. Seperti kejahatan penipuan dan penggelapan serta persoalan tanah yang kerap menjadi sengketa.
"Reskrim juga tetap perhatian terhadap pangan. Satgas pangan tetap lanjut dan lebih dipertajam lagi, terutama ke persoalan beras. Jangan sampai ada penimbunan beras yang mengakibatkan gejolak di pasaran atau masyarakat," tutur mantan Waka Reskoba Polretabes Surabaya ini.
Kpolretabes Surabaya, Kombes Pol Mohammad Iqbal meminta kepada Kasat Reskrim Leonad supaya tetap bertindak tegas terhadap bendit jalanan.
"Harus dua kali lebih kereng dari Pak Shinto (Silitonga), sikat tegas para penjahat jalanan. Jangan beri ampun terhadap bandit-bandit di Surabaya ini," pinta Iqbal.
Sementara Shinto berharap, apa yang sudah dikerjakan dirinya bisa diteruskan Kasat Reskrim Leo. Kejahatan jalanan di Surabaya jangan sampai dibiarkan dan diberi kesempatan beraksi.
"Pokoknya tidak ada maaf bagi penjahat, skitar terus. Saya yakin Pak Leo bisa melakukannya," cetus Shinto. fat