Aneh, Usai Ritual Tiga Ekor Buaya Muncul Antar Jasad Syarifuddin
Seekor buaya muara ukuran besar, lebih dari 2 meter dengan cepat menerkam Syarifuddin. Jasad korban diseret masuk ke dalam sungai.
Editor: Hendra Gunawan
Saat ditemukan warga, mayat korban tengah diseret buaya. Menurut Iptu Faisal, korban ditemukan saat warga bersama aparat kepolisian menyisir sekitar sungai.
"Korban ditemukan sudah dalam kondisi meninggal," ungkapnya.
Dalam tayang video, warga meneriaki buaya agar melepas jenazah korban. Anehnya, buaya tersebut seolah paham dengan teriakan warga. Saat warga meminta agar jenazah dilepaskan di tepi sungai.
Untuk mencegah korban lainnya, warga setempat berupaya memburu buaya yang menerkam Syarifuddin. Namun hingga saat ini, buaya tersebut belum ditemukan.
"Yang penting korban sudah ditemukan, buayanya masih dicari warga bersama pawangnya," tandas Iptu Faisal.
Edi Akbar awalnya tidak yakin jika peristiwa itu (buaya terkam warga) terjadi di Berau.
"Orang bilang kejadiannya di Lempake. Saya kira Lempake di Samarinda, ternyata terjadi di Kecamatan Biatan, tepatnya di Kampung Biatan Lempake," ujarnya usai menunjukkan video tersebut kepada Tribun.
Mayoritas netizen yang melihat video itu menganggap peristiwa aneh, ada unsur mistis di dalamnya. Nyatanya, masyarakat sekitar juga beranggapan demikian.
Menurut Jamil, warga Biatan Lempake, sungai di kampungnya sangat jarang terlihat buaya, apalagi ukuran besar seperti yang muncul dalam video.
Selama puluhan tahun tinggal di kampung Biatan, baru kali ini melihat peristiwa ganjil seperti itu.
"Korbannya (Syarifuddin) hilang sejak kemarin (Selasa 18/7), kabarnya diterkam buaya. Yang aneh, buayanya muncul Rabu (19/7) dan mayatnya masih utuh. Kalau digigit buaya sebesar itu, harusnya sudah habis badannya (korban)," ujarnya.
Yang lebih aneh lagi, saat ditemukan warga, buaya itu terlihat berupaya 'mengantarkan' jenazah korban, ketimbang memangsanya. "Dia (buaya) bergerak melawan arus, diteriaki warga supaya melepaskan mayat, malah diminta supaya diantarkan ke pinggir sungai dan buayanya nurut," bebernya.
Eet, warga Berau lainnya mengisahkan kisah yang sedikit horor. Ditemui Tribun di Jalan Iswahyudi, Tanjung Redeb,antara legenda dan mitos, Eet menceritakan pantangan yang dilakukan warga sekitar Biatan Lempake. Konon, warga bisa mandi di sungai tanpa perlu khawatir disergap buaya, syaratnya tidak boleh mandi telanjang.
"Kalau mandi telanjang, pasti dimakan buaya. Kalau pakai baju tidak mungkin disergap buaya," kata Eet menceritakannya dengan yakin. Memang dalam video tersebut, korban terlihat telanjang bulat. (Geofrey Nicholson)