Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Awalnya Bingung Bayinya Tanpa Beranus, Setelah Diobati Mereka Bingung karena Tidak Punya Biaya

Bayi yang belum sempat diberi nama oleh Tami ini harus dirawat secara intensif, pascadioperasi untuk membuat lubang pembuangan sementara di bagian per

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Awalnya Bingung Bayinya Tanpa Beranus, Setelah Diobati Mereka Bingung karena Tidak Punya Biaya
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desia
Orangtua Ini Bingung Bayinya Tanpa Anus, Setelah Diobati Mereka Tambah Bingung Tak Punya BiaBayi perempuan dari pasangan Wayan Tami Putriani (20) dan Kadek Kirtayasa saat dirawat intensif di ruang ICU RSUD Buleleng, pada Kamis (20/7/2017) 

Beruntung, sesampainya di RSUD Buleleng, bayi dengan berat empat kilogram itu dengan cepat diberikan penanganan oleh pihak medis.

Pada Rabu (19/7/2017) malam, tim medis langsung mengambil tindakan operasi, untuk membuat lubang sementara di bagian perutnya.

Meski  kondisi buah hatinya kini dinyatakan telah membaik, namun Tami kembali dirundung dengan perasaan gelisah.

Istri dari Kadek Kirtayasa (20) ini tak mampu membayar biaya perawatan yang  totalnya mencapai hingga puluhan juta rupiah.

Dia pun kebingungan

Disamping tak mampu membayar biaya perawatan, kesalahan fatal yang telah dilakukan oleh pasutri ini adalah  tidak memiliki identitas diri (KTP) dan Kartu Keluarga (KK).

"Saya dan istri tidak punya KTP dan KK. Sehingga kesulitan untuk mencari bantuan. Sudah ada niat sih, setelah dua punya anak baru mau bikin KTP. Pang acepok mejalan (biar satu kali jalan)," jelas Kirtayasa.

Berita Rekomendasi

Dikonfirmasi terkait permasalahan yang dialami oleh pasutri ini, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Buleleng, Gede Komang mengatakan bahwa pihaknya telah berupaya mengambil tindakan seperti berkoordinasi dengan Dinas Catatan Sipil dan Kantor BPJS Cabang Singaraja, agar data dari pasutri tersebut dapat dengan cepat direkam.

"Yang jelas hal yang mendasar saja mereka tidak punya. KK dan KTP mereka tidak punya. Otomatis yang bersangkutan harus saya rekomendasikan dulu ke Disdukcapil, agar kemudian bisa mendapatkan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Saya sudah koordinasikan kepada Disdukcapil dan BPJS, agar dibantu perekaman datanya supaya cepat dilakukan," jelasnya. (Tribun Bali, Ratu Ayu)

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas