Sudah 17 Tahun PKL Ini Rawat Rumah Sejarah Ibu Inggit Garnasih
Kecintaan terhadap Presiden Sukarno mendorong Jajang rela merawat dan menjaga rumah sejarah peninggalan Ibu Inggit Garnasih.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Rezeqi Hardam Saputro
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Kecintaan terhadap Presiden Sukarno mendorong Jajang rela merawat dan menjaga rumah sejarah peninggalan Ibu Inggit Garnasih.
Pedagang kaki lima di kawasan Jalan Ibu Inggit Garnasih, Kota Bandung, ini sudah hampir sekira 17 tahun mengabdikan dirinya untuk rumah sejarah peninggalan Ibu Inggit Garnasih.
"Saya mulai datang ke sini sekira tahun 2000, pada waktu itu awalnya hanya berkunjung saja sampai akhirnya ditawari untuk merawat sekaligus pemandu wisata di rumah ini," ujar Jajang kepada Tribun Jabar di Rumah Ibu Inggit Garnasih, Kamis (20/7/2017).
Jajang juga mengatakan tawaran tersebut sempat ia tolak karena ia tidak ada niat untuk bekerja hanya ingin mengabdikan dirinya di rumah ini.
Pengabdian ini, lanjut Jajang, dilakukan karena ia berpikir rumah Ibu Inggit Garnasih memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi.
"Waktu itu sekira tahun 2000 saya heran mengapa rumah yang dulunya menjadi tempat pergerakan bangsa ini dan memiliki nilai sejarah tinggi sampai terlihat tidak terawat," ujar Jajang.
Jajang mengatakan pada saat itu ia berkeinginan rumah ini menjadi aktif kembali dan dapat menjadi tempat untuk belajar sejarah perjalanan Ibu Inggit dan Sukarno.
Pada 2010 keinginan Jajang terkabul, Rumah Ibu Inggit Garnasih resmi dijadikan sebagai museum rumah bersejarah Ibu Inggit Garnasih oleh Netty Heryawan, Istri Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
Jajang mengatakan akhirnya ia menerima tawaran sebagai honorer untuk merawat dan menjadi pemandu wisata di rumah ini.
Namun Jajang mengeluhkan upah dari honorernya yang terbilang sangat begitu rendah. Setiap bulan Jajang hanya mendapatkan sekira Rp 1 juta.
Meski demikian Jajang tetap ikhlas menjalankan pekerjaannya karena kecintaannya terhadap Soekarno dan Ibu Inggit Garnasih. Kini Rumah Sejarah Ibu Inggit Garnasih tampak bersih.
Di dalam rumah terdapat satu kamar tidur utama, satu ruang tamu, satu ruang keluarga, satu ruang yang dulu dipakai untuk menyimpan jamu dan satu ruang membaca.