Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sulitnya Perjuangan Warga Grinting Brebes Menghapus Julukan Kampung Pengemis

Nama Desa Grinting, Kecamatan Bulakamba, Brebes, akan langsung keluar saat mengetik 'kampung pengemis' di mesin pencari (search engine) internet.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Sulitnya Perjuangan Warga Grinting Brebes Menghapus Julukan Kampung Pengemis
TRIBUN JATENG/MAMDUKH ADI PRIYANTO
Sejumlah pengguna jalan melintas di jalan Desa Grinting, Kecamatan Bulakamba, Brebes, Sabtu (22/4/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, BREBES - Nama Desa Grinting, Kecamatan Bulakamba, Brebes, akan langsung keluar saat mengetik 'kampung pengemis' di mesin pencari (search engine) internet.

Maklum, desa ini tenar karena beberapa kali muncul di media massa baik elektronik maupun online.

Bukan karena prestasi, keunikan, atau kelebihannya, melainkan karena dijuluki "kampung pengemis".

Nyatanya, julukan itu membuat warga desa tersebut harus menutup muka mereka dengan tangan. Mereka malu, bak membawa aib kemanapun mereka pergi.

"Bocah itu nggak kuat diolok-olok temannya di sekolah. Nggak mau berangkat sekolah, trauma takut di-bully terus kalau di sekolah," kata seorang tokoh masyarakat Desa Grinting, Wamadiharjo Susanto, Sabtu (22/7).

Ia menceritakan seorang bocah Grinting berusia delapan tahun yang terus dirundung teman sekolahnya karena ulasan tentang desa tempat tinggalnya ditayangkan di televisi dengan judul 'kampung pengemis'.

Setelah beberapa hari sempat tak berangkat sekolah, usai dibujuk, bocah itu mau menggendong tas dan bersekolah kembali.

Berita Rekomendasi

Wamadiharjo menuturkan, Desa Grinting memang dulu, sekitar tahun 1980-an, dikenal sebagai desa yang banyak 'menyumbang' pengemis di sejumlah kota besar termasuk di Jakarta.

"Kalau dulu memang sejumlah warga sini merantau untuk menjadi pengemis. Tapi itu sudah lama sekali," ucapnya.

Kenyataan menghapus stigma kampung pengemis Desa Grinting dinilai susah dan membutuhkan waktu.

Setiap muncul di media massa, stigma yang sudah diusir pergi seakan kembali lagi.

"Sekarang ini, warga kami yang perantauan tidak berprofesi seperti itu. Mereka banyak yang berdagang, dagang soto betawi, dagang di pasar, berdagang makanan serta jadi pekerja pabrik," tegas Wamadiharjo.

Menurutnya, sejumlah kalangan masyarakat mulai anak-anak, pemuda-pemudi, kepala desa, tokoh masyarakat, tokoh agama hingga bupati pun menolak keras jika Desa Grinting dijuluki sebagai kampung pengemis.

"Julukan itu sangat nista sekali. Desa kami bukan kampung pengemis. Coba langsung datang kesini, lihat sendiri kehidupan kami, warga desa Grinting," tandasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas