Garam dan Ikan Segar Susah Langka di Kota Pekalongan
Kelangkaaan ini membuat mayoritas pengrajin ikan asin di Kota Pekalongan memilih tidak berproduksi
Penulis: Muh Radlis
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Radlis
TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN - Kelangkaan garam dialami oleh perajin ikan asin di Kota Pekalongan.
Bahan baku beripa garam sulit ditemukan di pasaran.
Kelangkaan ini membuat jumlah perajin garam menyusut dari 50 perajin menjadi tinggal 10 pengrajin ikan asin saja.
Selain garam, stok ikan segar juga sulit ditemukan.
Ketua Himpunan Pedagang Ikan Pekalongan, Nasokah (50) mengatakan, mayoritas pengrajin ikan asin di Kota Pekalongan memilih tidak berproduksi.
Baca: Dianggap Membahayakan, Polisi Pekalongan Bakal Razia Vespa Gembel
"Dulunya ada 50 pengrajin ikan asin, sekarang sisa 10 orang saja. Mayoritas memilih berhenti produksi," kata Nasokah, Selasa (25/7/2017).
Menurut Nasokah, garam dan stok ikan segar sulit ditemukan. Di tempat pelelangan ikan, katanya, jarang bongkar ikan.
"Malah kebanyakan ikan didatangkan dari Jakarta itupun ikan dari gudang, bukan ikan segar," katanya.
Untuk garam, selain jarang di pasaran, harga juga mengalami kenaikan. Saat ini harga garam per kilogram mencapai Rp 4.300 yang sebelumnya hanya Rp 1.000 hingga Rp 1.500.
Baca: Ada Wanita Polisi Siap Asuh Balita Rewel di Polres Pekalongan
"Harganya naik terus, setiap minggu pasti naik Rp 200. Itu juga garam stok lama," katanya.
Nasokah mengatakan, untuk memproduksi ikan asin sebanyak delapan ton, dia membutuhkan garam sekitar tiga ton.
Minggu ini, Nasokah hanya bisa memproduksi ikan asin sebanyak dua ton.
"Minggu depan belum tahu apa masih produksi atau tidak, garam dan ikan segar sulit ditemukan," katanya.
Nasokah berharap agar pemerintah daerah turun tangan menangani masalah ini.
Selama ini, ikan asin hasil produksi Kota Pekalongan dikirim ke Jakarta dan Bandung.
Lantaran susahnya mendapatkan ikan dan garam, kata Nasokah, para pedagang ikan asin hanya memenuhi kebutuhan lokal saja.