Misteri Goa Jepang di Palembang, Mulai Pemerkosaan Hingga Bayangan Lelaki Salat
Bangunan peninggalan Jepang tersebut kini berada di bawah sebuah pondok kecil yang disekitarnya berdiri rumah-rumah mewah.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- SUASANA gelap langsung menyambut Sripo setelah menuruni 10 anak tangga di bunker peninggalan Jepang yang disebut rumah pertahanan Jepang di Jalan Joko, Kelurahan Bukit Kecil Palembang.
Bangunan peninggalan Jepang tersebut kini berada di bawah sebuah pondok kecil yang disekitarnya berdiri rumah-rumah mewah. Sekitar 20 meter dari bangunan itu terdapat tiang tinggi yang diduga sebagai antena radio untuk berkomunikasi.
Bangunan peninggalan Jepang itu sendiri berbentuk kubus dengan banyak kamar di dalamnya. Sebagian dari lantai rumah pertahanan yang kini posisinya berada di bawah tanah itu digenangi air sebatas mata kaki akibat hujan. Berada dibagian dalam bangunan bersejarah itu terasa pengap.
Tak Terawat
Disana sini terlihat tak terawat. Bedanya karena dihuni bangunan ini tidak seburuk bangunan lain yang sudah mulai runtuh. Sepintas, rumah pertahanan Jepang ini sangat mirip dengan bangunan Lawang Sewu Semarang di bagian bawah tanah.
Hanya saja luasnya hanya sekitar 20x10 meter. Rumah pertahanan itu menjadi aset yang dijaga dan diawasi langsung oleh Kodim Palembang. Bahkan kini ditinggali oleh Zakwan sebagai pensiunan tentara bersama istrinya, Nur.
Tak Mau Anaknya Malu, Ayah Rahasiakan Pekerjaannya, Namun Kebenaran Itu Terkuak https://t.co/t1Mx4sli1r via @tribunnews
— TRIBUNnews.com (@tribunnews) July 26, 2017
Zakwan mengaku sudah tinggal di tempat tersebut 48 tahun sejak 1969 hingga sekarang. Menurutnya rumah pertahanan Jepang yang ia huni merupakan peninggalan sejarah yang harusnya mendapat perhatian. Tapi tugasnya hanya menjaga tempat tersebut. Jika pun suatu saat diminta pergi Zakwan mengaku siap keluar.
"Sekarang sudah 48 tahun kami tinggal disini. Ini saja kami sudah sangat bersyukur diberikan tempat tinggal. Jadi jika Kodim Palembang minta kita pindah yah pasti kita mau pindah," ucapnya. Dikatakannya, awalnya ia memang tinggal di dalam rumah.
Tapi karena sering banjir, akhirnya ia membuat pondok di atas rumah tersebut. Alasan tidak mendirikan bangunan permanen karena rumah pertahanan Jepang tersebut milik Negara dan ia bertugas menjaga bangunan tersebut. Becek dan Bau Busuk
Bukti Sejarah Mulai Hilang
Sementara dari penelusuran, setidaknya ada lima bukti sejarah lainnya peninggalan Jepang di Palembang. Yaitu gua Jepang di KM5, bunker di Charitas, bunker di Talang Betutu, bunker di Jakabaring serta rumah pertahanan Jepang di Talang Semut.
Kondisi kelima bangunan tersebut berbeda-beda namun umumnya dalam kondisi tidak terawat dan nyaris hilang.
Banyak cerita yang menyebutkan jika gua Jepang, bunker, atau rumah pertahanan itu terhubung satu sama lain dan bermuara di Benteng Kuto Besak yang saat itu digunakan sebagai tempat pertahanan menghadang gempuran dari arah Sungai Musi. Namun sayang, fakta sejarah apakah tempat itu benar terhubung oleh lorong-lorong masih menjadi misteri dan belum da kajian ilmiah terkait kebenaran cerita tersebut.