Warga Laucih Tidur dan Masak di Kantor DPRD Sumut
Warga tertekan ketika orang-orang suruhan PTPN II menghancurkan paksa rumah dan tanaman mereka.
Penulis: Array Anarcho
Editor: Eko Sutriyanto

Laporan Wartawan Tribun Medan Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Puluhan warga Desa Laucih, Simalingkar A, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deliserdang yang menjadi korban penggusuran PTPN II tetap bertahan di kantor DPRD Sumut Jl Imam Bonjol, Medan.
Mereka tetap meminta DPRD Sumut membantu mereka dalam menuntaskan masalah sengketa lahan ini.
"Semalam itu Ketua DPRD terkesan tak mau menanggapi kami. Makanya kami tetap bertahan tidur dan masak di sini," kata beru Sembiring (57) di depan pintu masuk DPRD Sumut, Selasa (26/7/2017).
Wanita yang memiliki tiga anak ini mengatakan, ia tetap akan tidur dan masak di kantor DPRD Sumut bersama teman-temannya hingga masalah sengketa lahan ini tuntas.
Baca: Sengketa Lahan Venue Asian Games, Warga Berjaga Takut Tanahnya Diserobot
Katanya, mereka merasa tertekan ketika orang-orang suruhan PTPN II menghancurkan paksa rumah dan tanaman mereka.
"Kami sudah puluhan tahun tinggal di sana. Sudah turun menurun sejak ayah kami," ungkap Sembiring.
Di DPRD Sumut, warga Laucih memasak nasi dengan kompor gas yang dibawa dari rumah. Selepas memasak nasi dan lauk pauk, warga membagikannya kepada peserta aksi.
Sebagaimana diketahui, sengketa lahan ini berawal saat PTPN II mengklaim tanah seluas 850 hektar yang dihuni masyarakat adalah miliknya.
Kemudian, sejak seminggu belakangan, PTPN II melalui orang-orang suruhan mulai menghancurkan rumah dan tanaman masyarakat.
Warga yang merasa tidak terima lantas menggelar aksi di DPRD Sumut.
Bahkan, warga sempat menyekap Ketua DPRD Sumut, Wagirin Arman pada Selasa (25/7/2017) malam kemarin.
Hingga saat ini, warga Laucih lebih memilih tiduran di depan pintu masuk DPRD Sumut. Warga tpak menyusun alat masaknya di dekat tangga masuk.(Ray/tribun-medan.com)