Subhanallah, Tukang Becak Ini Mampu Naik Haji Dari Hasil Menabung
Dari menarik becak itu pula, Maksum mengumpulkan lembaran Rupiah yang dipakainya untuk berangkat menunaikan ibadah haji ke tanah Suci.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA – Raut wajah Maksum terlihat letih. Meski begitu, senyumnya tak pernah surut menyambut tamu yang menghampirinya, Kamis (27/7/2017).
Laki-laki 79 tahun itu memang sedang menggelar syukuran atas keberangkatannya ke tanah suci, besok (28/7/2017).
Warga kampung padat penduduk di Kapasan Samping gang 3 nomor 31 itu adalah calon jamaah haji Kloter 6 Embarkasi Surabaya, yang sehari-hari menggantungkan hidup dari mengayuh becak.
Dari menarik becak itu pula, Maksum mengumpulkan lembaran Rupiah yang dipakainya untuk berangkat menunaikan ibadah haji ke tanah Suci.
“Saya tidak ingat berapa lama (mengumpulkan uang), yang jelas sudah lama sekali,” tuturnya, Kamis (27/7/2017).
Cerita Tukang Bubur Naik Haji, agaknya juga terjadi pada Tukang Becak seperti Maksum. Punya penghasilan paling sedikit Rp 20 ribu tiap harinya, ternyata bisa membawanya mewujudkan cita-cita, bersimpuh dan berdoa kepada Tuhan di Mekkah.
“Kalau dapat uang sedikit saya simpan, makan sudah sama anak-anak. Kebetulan dua anak saya masih tinggal di rumah. Nanti kalau uangnya sudah terkumpul Rp 500 ribu, saya tabung. Biasanya sebulan bisa Rp 500 ribu. Sudah dapat Rp 20 juta, saya buka rekening haji,” kisahnya.
Laki-laki asal Bangkalan, Madura itu menuturkan tidak ada cara khusus untuk sebuah cita-cita tersebut. Maksum hanya ingat jika dirinya pernah mengaji di sebuah pesantren di Madura. Dalam pengajian tersebut, Maksum mengingat sebagian hadist yang sempat diajarkan gurunya.
“Yang artinya Rukun iman ada enam. Nomor satu, percaya kepada Allah. Saya percaya jika Allah mengehendaki, semua pasti akan terjadi. Jadi saya ikhtiar, menabung dan berdoa,” tutur pria yang mengayuh becak sejak tahun 1996 tersebut.
Pria yang punya penampilan sederhana ini juga mengaku selalu berdoa meminta rizki halal yang banyak, pada setiap kesempatannya beribadah.
Saat mendengar kabar bisa naik haji tahun ini, Maksum berucap syukur. Semangatnya kian bertambah. Bagaimana tidak, dirinya pun bersedia memacu becak saat manasik haji ke Kampus Muhammadiyah, Sutorejo seorang diri.
Maksum memang akan berangkat haji sendiri, istrinya telah lama tiada.
Menurut salah satu tetangga Maksum, Indah (47) menuturkan, pria yang akrab disapa Mbah Soma itu adalah seorang kakek yang santun dan rajin ibadah. Maksum merupakan salah satu warga yang religius dan kerap kali jadi imam shalat di Mushalla Al Firdaus, kampung Kapasan Samping gang 3.
“Beliau itu tekun dan juga suka amal. Misalnya kemarin ada perbaikan mushalla beliau ikut menyumbang semen. Walaupun beliau hanya seorang tukang becak,” akunya kagum, saat bertamu di rumah Maksum.
Tak Ada Persiapan Khusus
Tidak ada persiapan khusus yang dilakukan Maksum. Ia pun tak membeli pakaian atau peralatan shalat baru, seperti kebanyakan calon jamaah haji lainnya.
Baginya pakaian yang diberikan KBIH dan bank tempatnya menabung sudah cukup. "Tidak beli apa-apa, dipakai syukuran saja uanganya," katanya pelan.
Sampai di Mekah nanti, Maksum juga tidak menyiapkan doa khusus. Dia hanya berdoa agar dirinya dan keluarga mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat. (Pipit Maulidiya)