Veteran Perang Asal Gunungkidul Akhirnya Berhaji setelah 11 Tahun Menabung
Mbah Adi, veteran perang kemerdekaan, menyisihkan uang pensiunannya sampai 11 tahun demi berhaji bersama sang istri. Usahanya terkabul.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Rendi Ferri K
TRIBUNNEWS.COM, GUNUNGKIDUL - Usia bukanlah halangan bagi umat Muslim untuk menunaikan rukun Islam kelima yakni ibadah haji di Tanah Suci.
Tua, muda, pria dan waniata semuanya berbondong-bondong berangkat ke rumah Allah, memenuhi panggilan Sang Pencipta.
Tak terkecuali Adi Mulyono Ngatiran, calon haji tertua se-DIY asal Dukuh Dengok VI, Desa Dengok, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul.
Meski sudah berusia lebih dari 89 tahun Mbah Adi tak menciutkan niatnya menunaikan ibadah haji bersama umat Muslim sedunia.
Mbah Adi rela menunggu 11 tahun untuk dapat berangkat ke tanah suci.
Anaknya Terus Dipalak Teman Sekolah, Ibu Ini Datangi Rumah Pelaku tapi Ia Justru Disambut Parang https://t.co/HTNWRhhHKK via @tribunnews
— TRIBUNnews.com (@tribunnews) July 27, 2017
Ayah Buatkan Anaknya Gubuk untuk Bersetubuh dengan Banyak Pria, Ritual Aneh Terungkap! https://t.co/MwkNM1PR3k via @tribunnews
— TRIBUNnews.com (@tribunnews) July 27, 2017
Dua Balita Dipamiti Beli Bensin Selama Berjam-jam, Hal Tak Diduga Terjadi Kepada Ibunya https://t.co/KuKWqNy73J via @tribunnews
— TRIBUNnews.com (@tribunnews) July 27, 2017
Demi bertamu ke rumah Allah sedikit demi sedikit Mbah Adi mengumpulkan rupiah dari bertani dan uang pensiunan sebagai veteran untuk berhaji bersama istrinya, Sunikem (69).
"Saya nabung sedikit demi sedikit untuk membayar haji, 11 tahun lamanya saya menunggu, akhirnya dapat segera terwujud," ujar Mbah Adi.
Mbah Adi adalah veteran perang. Selepas pensiun, dia bekerja sebagai petani untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari istri dan empat anaknya.
Pendapatannya dulu sebagai petani sehari-hari tak menentu. Sebagian hasil tani dia jual, sebagian lagi dia simpan untuk kebutuhan makan sehari-hari.
Setelah usianya beranjak senja, tak kuat lagi bertani, dia hanya mengandalkan uang pensiunannya sebesar Rp 2 juta per bulan.
"Meski cuma terbatas, Alhamdulillah saya masih bisa mengumpulkan sedikit-demi sedikit. Saya hanya bersyukur, anak-anak sudah dapat mencari makan sendiri-sendiri dan mau merawat orangtuanya," ujarnya.
Setelah menanti 11 tahun lamanya, Mbah Adi dan Sunikem merasa gembira dapat segera menunaikan rukun islam ke lima tersebut.
Dia sudah menyiapkan segala kebutuhan untuknya dan istrinya saat ibadah haji nanti.