Begini Modus Kejahatan Online Warga Tiongkok dan Taiwan di Surabaya
Sebanyak 93 warga negara Tiongkok dan Taiwan tertangkap di Surabaya adalah pelaku penipuan online dengan korban warga Tiongkok.
Penulis: Fatkul Alamy
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Surya, Fatkul Alamy
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Sebanyak 93 warga negara Tiongkok dan Taiwan tertangkap di Surabaya adalah pelaku penipuan online dengan korban warga Tiongkok.
AKBP Susatyo Purnomo Condro dari Satgas Khusus Bereskrim Mabes Polri, mengatakan para pelaku menggunakan kode nomor telepon Tiongkok. Tapi mereka menggunakan markas atau tempat kejahatan di Indonesia salah satunya di Surabaya ini.
Dalam aksinya mereka menelepon warga negara Tiongkok secara acak. Mereka juga meretas beberapa akun perbankan dan mengintip rekening korban.
Segera Periksa Jika Kaki Anda Mengalami Kondisi Seperti Ini, Berarti Tubuh Sedang Sakit Serius https://t.co/uQhdM5kMnu via @tribunnews
— TRIBUNnews.com (@tribunnews) July 29, 2017
Sudah Terlilit Utang, Ahli Fisika Yohanes Surya Dipolisikan Karena Dugaan Penipuan Tanah https://t.co/37bDmjygNO via @tribunnews
— TRIBUNnews.com (@tribunnews) July 29, 2017
Niat Hati Ingin Minum, Guru TK Kaget Lihat Sosok Ini di Balik Jendela, Langsung Lemas Merinding! https://t.co/0iIoOrmxdd via @tribunnews
— TRIBUNnews.com (@tribunnews) July 29, 2017
Suami Istri Bunuh Diri, Keponakan Korban: Saya Takut karena Melet, Wajahnya Menatap Saya https://t.co/OogMjkpUjz via @tribunnews
— TRIBUNnews.com (@tribunnews) July 29, 2017
Ini Penjelasan Kementerian Pertahanan Kenapa RI Putuskan untuk Bikin Pesawat Tempur Canggih https://t.co/0lN2x6WT2l via @Tribunnews
— TRIBUNnews.com (@tribunnews) July 29, 2017
Selanjutnya, para pelaku mengaku sebagai polisi atau kejaksaan negara Tiongkok dan mengatakan ke korban telah terlibat kejahatan.
"Setelah korban merasa takut, pelaku meminta korban bertransaksi dengan cara mentransfer lewat bank," ujar Susatyo di lokasi penggrebekan, Sabtu (29/7/2017) malam.
Para pelaku sudah beraksi sejak Januari dan Februari 2017. Biasanya, mereka berpindah atau bertukar tempat dan orangnya juga berganti-ganti.
"Kami terus mendata dari mana saja WNA ini. Kebanyakan dari negara Cina, tapi ada WNI yang membantu dan memfasilitasi. Kami terus dalami keterlibatannya," cetus Susatyo.
Hingga malam ini, petugas masih mendata dan mengamankan para warga negara asing di rumah Graha Famili N1 Surabaya.