Hutan Mangrove di Sulawesi Barat Jadi Destinasi Wisata Baru
Kondisi hutan mangrove di Dusun Saluleang, Mamuju, Sulawesi Barat terawat dengan baik. Konservasi dan penataannya sangat rapi dengan hiasan kata-kata
TRIBUNNEWS.COM - Kondisi hutan mangrove di Dusun Saluleang, Mamuju, Sulawesi Barat terawat dengan baik. Konservasi dan penataannya sangat rapi dengan hiasan kata-kata terpasang di sudut-sudut hutan.
Komisi IV DPR RI sempat melihat dari dekat, Selasa (1/8) dalam rangkaian kunjungan kerja ke Sulbar. Anggota Komisi IV Kasriyah mengapresiasi kondisi mangrove tersebut.
Setidaknya ada 30 ribu bibit mangrove yang bisa dilestarikan di hutan teesebut. Keberadaan hutan mangrove, ungkap politisi PPP ini sangat penting untuk menahan abrasi. Apalagi, banyak nelayan masih tinggal di bantaran laut.
Para nelayan itu juga diimbau ikut melestarikan mangrove. Karena penataannya yang baik, hutan mangrove di Mamuju sudah menjadi destinasi wisata.
"Saya mengharapkan para aktivis lingkungan yang menciptakan wisata mangrove ini tidak hanya membudidayakan saja, namun bisa menjadi sumber pendapatan bagi kesejahteraan masyarakat di sini. Saya lihat ini baik dan positif," nilai Kasriyah.
Namun, masih ada kendala akses jalan menuju hutan yang belum memadai. Kondisi infrastruktur jalan masih kecil dan kurang bagus. Kementerian Pekerjaan Umum perlu membantu membangun akses jalan yang memadai menuju objek wiaata mangrove.
Pada kesmpatan yang sama, Ketua Kelompok Bunga Karang, Munajib yang melestarikan hutan mangrove menjadi destinasi wisata, mengakui awalnya ia bekerja sendiri melestarikan hutan sebelum akhirnya dibantu teman-temannya.
Munajib mengatakan, pengelolaan lokasi wisata mangrove Saluleang ini merupakan kerja sama dengan pemerintah daerah dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.