Siapa Sangka, Gadis Pemalu Ini Adalah Dalang Kentrung Kondang
Arum disebut sebagai penerus sang maestro kentrung Tulungagung, Mbah Gimah.
Editor: Hendra Gunawan
Tahun 2016 Arum diberi kesempatan untuk satu panggung dengan Mbah Gemah.
Saat itu digelar pertunjukan Kentrung Tiga Generasi di Malang.
Arum didapuk sebagai dalang pembuka, sementara Mbah Gimah menjadi dalang penutup.
Arum juga pernah menjadi pengisi acara di sebuah acara haul seorang kyai di Kediri.
Menjajal panggung di berbagai kota menjadikannya semakin matang sebagai dalang kentrung.
“Kalau kesulitan gak ada. Tapi harus terus belajar teknik kentrung, penekanan-penekan saat bercerita. Sebab kalau selesai pentas biasanya lupa,” tuturnya.
Setiap minggu Arum mengasah kemampuannya di SSGG. Untuk menunjang penampilannya, Arum dibantu satu grup panjak.
Ini yang menjadi pembeda dengan kentrung pakem milik Mbah Gimah.
Sebab biasanya kentrung Mbah Gimah dilakukan oleh dua orang, satu dalang dan satu panjak.
Panjak-panjak inilah yang membantu Arum untuk melakukan improvisasi di atas panggung.
“Kentrung ini unsur berceritanya yang kuat dibanding teater. Panjak yang sering membantu untuk menyampaikan cerita,” pungkas Arum. (David Yohanes)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.