Menabung 35 Tahun, Akhirnya Tukang Jahit Difabel di Banjarnegara Bisa Naik Haji
Jemantar Muhammad Mansur (62), warga dusun Banagara RT 2/2 Dusun Banagara Desa Mantrianom, Bawang sampai sekarang masih sulit percaya
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Khoirul Muzakki
TRIBUNNEWS.COM, BANJARNEGARA -Jemantar Muhammad Mansur (62), warga dusun Banagara RT 2/2 Dusun Banagara Desa Mantrianom, Bawang sampai sekarang masih sulit percaya, keinginannya menunaikan ibadah haji ke tanah suci bisa terlaksana tahun ini.
Keinginan itu telah ia pupuk sejak 40 tahun silam.
Semenjak itu, ia hampir tak pernah ketinggalan untuk mengantarkan teman atau tetangganya berangkat haji, meski hanya sampai di alun-alun Banjarnegara.
Air matanya selalu meleleh saat melepas calon jamaah haji ke tanah suci.
Ia sambil membayangkan, suatu ketika, ia lah yang akan diantar oleh teman dan para tetangganya berangkat ke tanah suci.
"Saya masih gak menyangka. Dulu saya suka mengantar, sekarang diantar. Saya bahagia dan bersyukur sekali,"katanya, Selasa (8/8/2017).
Dilihat secara kasat mata, rasanya sulit dipercaya Jemantar bisa melunasi ongkos naik haji.
Ia bukanlah keluarga berada.
Penampilan rumahnya sederhana.
Ia tak memiliki sawah umumnya orang desa.
Jemantar juga tak memiliki profesi yang menjanjikan kelimpahan harta.
Jemantar adalah penyandang disabilitas yang hanya berprofesi sebagai tukang jahit biasa.
Karena keterbatasan fisik, Jemantar kesulitan mengakses pekerjaan lain yang lebih menjanjikan.