Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mesin Perahu Mati Total, Wak Din Terombang-ambing di Laut Selama 6 Hari

Wak Din dikenal tangguh melaut. Baginya, laut sumber kehidupan. Dengan perahu2 gross tonnage (GT), Wak Din menjelajah samudera

Editor: Sanusi
zoom-in Mesin Perahu Mati Total, Wak Din Terombang-ambing di Laut Selama 6 Hari
Kompas.com/Masriadi
Jamaluddin akrab disapa Wak Din, nelayan yang dilaporkan hilang di perairan Lhokseumawe enam hari lalu(Kompas.com/Masriadi) 

TRIBUNNEWS.COM, LHOKSEUMAWE – Jamaluddin akrab disapa Wak Din, disambut haru oleh warga kampungnya Desa Bluka Teubai, Kecamatan Muara Satu,Kota Lhokseumawe, Selasa (8/8/2017) malam. Semua warga menyalaminya, sebagian memeluk.

Wajar saja, pria paruh baya itu dilaporkan hilang di perairan Kota Lhokseumawe sejak 3 Agustus 2018 lalu. Tiba-tiba Wak Din datang dalam kondisi sehat, diantar oleh sejumlah nelayan lainnya.

Sang istri, Asrifah dan putra semata wayangnya Asriful turut menyambut penuh suka cita. Dia lalu duduk sebentar di pos jaga bersama warga lainnya. Berkisah bagaimana dia bertahan melawan dinginnya angin, derasnya ombak dan perut nan keroncongan selama terapung enam hari di laut lepas.

Wak Din dikenal tangguh melaut. Baginya, laut sumber kehidupan. Dengan perahu2 gross tonnage (GT), Wak Din menjelajah samudera. Lambung kapal ditulis bek kendo (jangan kendur) menandakan semangatnya mengarungi laut lepas.

Namun, pada 4 Agustus 2017, mesin perahunya mati total. Berbagai upaya dilakukan untuk menghidupkan mesin itu gagal. Perahu pun terombang-ambing. “Pernah sehari saya melihat bayangan. Saya berteriak, lalu berupaya mengayuh boat ke arah bayangan itu. Sayangnya, bayangan itu yang ternyata kapal lainnya tak melihat saya dan mereka semakin menjauh,” ucapnya.

Dia mengira ajalnya tak lama lagi. Baru hari kelima, Wak Din melihat sebuah kapal tak jauh dari lokasinya. “Saya berteriak, mencoba mengayuh agar dekat ke kapal mereka. Beruntung mereka melihat saya dan menyelamatkan saya. Saya berterima kasih pada Pawang Bolo yang membantu saya di laut,” katanya.

Selama berhari-hari di laut, persediaan air dan makanan habis. Wak Din terpaksa mengonsumsi air laut yang justru semakin membuatnya haus. “Ikan yang ada sempat saya panggang di boat. Untuk menahan lapar,” katanya.

Berita Rekomendasi

Sementara keluarga di rumah pun khawatir karena Wak Din tidak pulang. Biasanya, dua atau tiga hari melaut Wak Din telah kembali. Keluarga pun melapor ke Polsek Muara Satu, Kota Lhokseumawe.

Wak Din sendiri saat ditemukan posisinya sekitar 36 mil dari perairan Lhokseumawe. Karena terlalu jauh melaut, kapal yang menyelamatkannya tak bisa mengabarkan kondisi Wak Din yang telah ditemukan dalam keadaan selamat.

Semalam, penantian keluarga berakhir bahagia. Wak Din kembali ke rumah dalam kondisi selamat. Wajahnya tampak lelah namun semburat kebahagiaan terlihat jelas di wajahnya.

Sebelumnya diberitakan Wak Din hilang diperairan Lhokseumawe. Polsek Muara Satu telah melakukan pencarian bersama tim Search and Rescue Lhokseumawe dan sejumlah pihak lainnya.

Berita Ini Sudah Dipublikasikan di Kompas.com, dengan judul: Kisah Wak Din yang Terombang-ambing di Laut Selama 6 Hari

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas