SBY Gelar Pertemuan dengan Sejumlah Tokoh di Gunungkidul
Mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pulang ke kampung halamannya di Pacitan, Jawa Timur, Jumat (18/8/2017).
Editor: Sugiyarto
Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K
TRIBUNNEWS.COM, GUNUNGKIDUL - Mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pulang ke kampung halamannya di Pacitan, Jawa Timur, Jumat (18/8/2017).
Di sela perjalanan, beliau bersama keluarga dan juga rombongan sempat berhenti mampir untuk makan siang di Rumah Makan Bu Tiwi Tan Tlogo di, Semanu, Gunungkidul.
Selain agenda makan siang, SBY juga bertemu dengan Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Dukuh, RT, RW Mijahan, MUI Kecamatan Semanu, Forum Lintas Iman, KNPI, Muslimat NU.
Pertemuan singkat tersebut membahas beberapa hal, mulai dari kondisi bangsa saat ini, hingga kriteria pemimpin yang diinginkan oleh masyarakat saat ini.
Salah seorang tokoh yang diundang dalam acara tersebut, dari Forum Lintas Iman (FLI) Gunungkidul, Pendeta Dwi Wahyu Prasetyo, menceritakan, dalam pertemuan yang dilaksanakan secara tertutup tersebut, membahas beberapa hal mulai dari kondisi bangsa kini, sampai kriteria pemimpin yang diinginkan oleh masyarakat.
Ia pun menyampaikan bahwa kondisi bangsa saat ini masih memprihatinkan. Budaya sopo aruh atau tegur sapa kini semakin pudar. Selain itu persatuan dan kesatuan bangsa perlu dibina agar tidak pecah.
"Kami menyampaikan kepada beliau keprihatinan kami akan kondisi bangsa. Budaya tegur sapa atau sopo aruh juga perlu kembali dihidupkan, dengan begitu persatuan dapat dicapai melalui budaya tersebut," ujar Dwi, Jumat (18/8/2017).
Selain itu, SBY juga sempat menanyakan mengenai kriteria pemimpin di masa depan, Dwi pun menjawab bahwa sosok pemimpin sendiri adalah mereka yang bisa rumesep, rumasuk dan rumongso.
Pemimpin adalah sosok yang hadir nyata di masyarakat, bukan hanya dengan pencitraan saja. Mereka dapat menyatu dan membumi kepada masyarakat.
"Beliau menjaring aspirasi dari tentang kondisi Indonesia sekarang dan kriteria pemimpin menurut kami. Kriteria pemimpin bagi kami, yakni pemimpin yang mau hadir ditengah masyarakat bukan pencitraan," ujarnya.(*)