Titip Tulang Jenazah Keluarga di Jepang Hanya Rp.3,8 Juta Untuk Selamanya
Pada lokasi pemakaman tertentu tulang tersebut dikuburkan di sana pada kedalaman tertentu, bersatu dengan tanah.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Surakarta
TRIBUNNEWS.COM, SURAKARTA - Sebuah yayasan yang bekerjasama dengan sebuah kuil di Shinjuku Tokyo, Nanshunji, berhasil membantu banyak rakyat Jepang yang miskin, bingung menyimpan tulang keluarganya karena tak punya makam dan tak punya uang.
Namun kini dengan 30.000 yen atau sekitar Rp.3,8 juta sudah bisa titip di kuil tersebut untuk selamanya. Tak ada uang apa pun lagi.
"Hanya 30.000 yen saja untuk selamanya," tekan Kisennuma, pengurus yayasan Tsui no sumika naki ikotsu o sukuukai (Penyelamat Keluarga Terakhir Tanpa Bekas), khusus kepada Tribunnews.com Jumat ini (18/8/2017).
Tulang jenazah keluarga kita itu pun tak perlu kita antar ke sana, bisa dikirimkan lewat kantorpos dan selesai. Jadi sangat sederhana sekali dan sangat mudah dan murah. Tentu saja biaya kirim kita yang bayar semua.
Pada awalnya tentu harus daftar lewat internat atau telpon, lalu akan diberikan petunjuk lengkap serta transfer pembayaran 30.000 yen tersebut.
Tulang jenazah keluarga kita dikirimkan lewat kantorpos dengan cara-cara yang telah diberikan petunjuk dari Yayasan tersebut baik lewat telpon maupun lewat email.
Sampai di kuil tersebut, tulang jenazah keluarga kita akan disembahyangkan oleh bhiksu kuil yang bersangkutan supaya arwahnya tenang dan diterima di kuil tersebut bersama arwah lainnya.
Pada lokasi pemakaman tertentu tulang tersebut dikuburkan di sana pada kedalaman tertentu, bersatu dengan tanah.
Lalu mengapa murah sekali?
"Karena dimasukkan ke dalam tanah tulang-tulang tersebut dan yang lain juga demikian, tidak akan mungkin diambil lagi di masa depan karena sudah bersatu dengan tanah dan mungkin bercampur dengan tulang lainnya seiring dengan pergeseran tanah kuburan juga, pergeseran lapisan tanah bumi juga. Jadi tidak ditanam dalam botol atau porselin tertentu, makanya jadi murah," jelasnya.
Bagaimana kalau kita anggota keluarga mau nyekar berdoa kepada keluarga kita yang disemayamkan di sana?
"Bagi yang membayar 30.000 yen memang tak ada nama. Apabila mau dibuatkan papan nama sehingga bisa melihat nama keluarganya ada di sana, tambah uang lagi sehingga total menjadi 75.000 yen," paparnya lebih lanjut.
Pada hakekatnya kuil tersebut terbuka terus setiap hari mulai jam 9 pagi hingga jam 6 sore setiap saat diperkenankan berdoa di sana. Namun kalau mau berdoa di depan makan keluarga kita yang ada namanya, disarankan untuk memreitahukan dulu sehingga bisa disiapkan dulu waktunya agar tidak bertabrakan dengan peziarah yang lain.
Umumnya keluarga yang menitipkan ke sana puas semua.
"Tadinya saya cemas karena takut biaya berlipat ganda. Hati saya dipenuhi dengan ucapan terima kasih banyak dan air mata tak terbendung setelah tahu murah dan sangat terbantu sekali. Banyak Terima kasih," ungkap seorang wanita usia 60 tahunan kepada Tribunnews.com.
"Saya lega pada akhirnya hatiku ternyata ada yang merawat suami saya. Saya menghargainya dan terima kasih kepada yayasan yang telah membantu merawatnya," papar seorang wanita 70 tahunan dari perfektur Chiba.
Anggota masyarakat lain yang menitipkan tulangnya ke Yayasan tersebut juga umumnya merasa terbantu karena rumahnya yang sempit, takut tak bisa merawat tulang dan abu jenazah keluarganya, akhirnya merasa lega saat ini ada tempat khusus selamanya untuk pemakaman suaminya.
Orang meninggal di Jepang harus segera dibakar dan abunya tak boleh sembarangan dibuang di laut. Jadi harus disimpan dengan baik atau disemayamkan di dalam kuburan dengan baik.
Tempat abu dan tulang jenazah itulah yang kini menjadi masalah bagi orang yang hidupnya pas-pasan di Jepang karena juga tak mau sembarangan menempatkan abu jenazah keluarganya tersebut.
Namun dengan keberadaan Yayasan tersebut dan kuil Nanshunji, di Shinjuku Tokyo, masyarakat Jepang sangat terbantu saat ini karena berharga murah sekali sebagai tempat pemakaman.
Tentu saja ada yang pro dan kontra. Tinggal kita sendiri menentukan, mau melakukannya apa tidak dengan segala plus minus yang ada.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.